news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Likuiditas Bank Mengetat Jelang Lebaran, Ini Alasannya

7 Maret 2025 10:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja BNI menunjukkan rupiah untuk penukaran selama Nataru. Foto: Dok. BNI
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja BNI menunjukkan rupiah untuk penukaran selama Nataru. Foto: Dok. BNI
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) menyebut likuiditas bank akan mengetat jelang Lebaran. Namun, hal tersebut dinilai wajar dan sudah menjadi kondisi yang terjadi secara musiman.
ADVERTISEMENT
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI R. Triwahyono mengatakan likuiditas perbankan akan mengetat sebulan ke depan, karena peredaran uang kartal akan meningkat signifikan.
"Sebulan ke depan ini seasonal, jadi likuiditas kemungkinan akan mengetat terutama karena kita akan Lebaran, biasanya memang pada saat lebaran salah satu yang akan terjadi adalah uang yang diedarkan," jelasnya saat Taklimat Media, Kamis (6/3).
Tri menuturkan, kebiasaan masyarakat memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) dalam bentuk uang tunai atau keinginan untuk menukarkan uang baru ke bank, otomatis memicu pengetatan likuiditas bank.
"Uang kartal itu akan banyak ada penarikan, karena untuk saweran di lebaran, ingin dapat uang baru, bagi-bagi, dan sebagainya, itu yang dampaknya signifikan terhadap likuiditas," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Warga menukarkan uang pecahan baru saat layanan penukaran uang dari mobil kas keliling Bank Indonesia di Masjid Al Azhar, Jakarta, Rabu (4/3/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Tri memperkirakan kondisi tersebut akan berlangsung 3-4 minggu ke depan. Hal ini, menurut dia, adalah hal yang wajar karena terjadi pula ketika momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Kalau nanti 3-4 minggu ke depan itu likuiditas mengetat itu wajar, karena memang itu sesuatu yang seasonal, yang selalu terjadi ketika kita mendekati lebaran, dan juga pada saat akhir tahun jadi Natal dan tahun baru," tuturnya.
Di sisi lain, dia memastikan kondisi likuiditas perbankan masih dalam posisi yang baik. Salah satu indikator untuk melihatnya adalah Indonesia Overnight Index Average (IndONIA), yakni indeks suku bunga rata-rata pinjaman rupiah tanpa jaminan dalam waktu satu hari.
"Kita lihat dalam beberapa waktu terakhir ini kondisinya adalah IndONIA itu relatif di bawah BI Rate, berarti itu bacaannya adalah likuiditas dalam kondisi yang baik," pungkas Tri.
ADVERTISEMENT
Per Januari 2025, BI mencatat likuiditas perbankan masih memadai, tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Januari 2025 yang tinggi sebesar 26,03 persen.
Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada Desember 2024 tercatat tinggi sebesar 26,69 persen ditopang rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) perbankan pada Desember 2024 yang terjaga rendah, sebesar 2,08 persen (bruto) dan 0,74 persen (neto).