Lippo Cikarang Ungkap Sudah Ditinggal Konsorsium Proyek Meikarta Sejak 2018

13 Februari 2023 19:39 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO PT Mahkota Sentosa Utama, Indra (kiri), dan Presiden Direktur Lippo Cikarang (LPCK) Tbk, Ketut Budi Wijaya (kanan) menghadiri RDPU Komisi VI DPR RI, Senin (13/2/2023).  Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
CEO PT Mahkota Sentosa Utama, Indra (kiri), dan Presiden Direktur Lippo Cikarang (LPCK) Tbk, Ketut Budi Wijaya (kanan) menghadiri RDPU Komisi VI DPR RI, Senin (13/2/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mangkraknya proyek Meikarta masih menuai polemik. Presiden Direktur Lippo Cikarang (LPCK), Ketut Budi Wijaya, mengungkapkan salah satu kendala pembangunan proyek Meikarta karena hengkangnya konsorsium sejak 2018 silam.
ADVERTISEMENT
Ketut mengatakan berdasarkan keputusan PKPU 2020 lalu, Meikarta harus menyerahkan seluruh apartemen yang sudah dibeli hingga 2027 nanti. Sampai akhir 2022, telah disalurkan 4.200 unit apartemen.
"Dan ini terus berlanjut. Ini adalah komitmen full kami dari pemegang saham. Karena yang konsorsium, terus terang sudah hengkang, jadi kami tidak bisa mengharapkan lagi untuk mereka kembali mengerjakan proyek ini," kata Ketut saat RDPU dengan Komisi VI DPR, Senin (13/2).
Dengan ditinggalkan konsorsium, Lippo Cikarang harus menyuntikkan dana Rp 4,5 triliun untuk penggarapan proyek. Hal itu, kata Ketut, menjadi bukti komitmen pihaknya merampungkan pembangunan.
Suasana kawasan proyek Meikarta di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (17/12/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Sejak PKPU, PT Lippo Cikarang Tbk kami telah bantu inject dana Rp 4,5 triliun. Jadi ini bukti komitmen. Kami tak biarkan proyek ini terbengkalai," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Namun, Ketut tidak merinci nama konsorsium tersebut. Dia hanya mengingat jumlah konsorsium yang dulu bergabung di mega proyek Meikarta berjumlah 10 konsorsium.
"Sepuluh (konsorsium). Semuanya menghilang. Karena mereka tampil hanya dua nama, masuk PT ini dua nama. Dua nama ini hilang semua," tutur Ketut.