Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Emiten holding properti milik Lippo Grup di Indonesia, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), mencatatkan kerugian Rp 2,11 triliun sepanjang kuartal I 2020. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan mengantongi laba bersih Rp 50,01 miliar.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/7), nilai laba per saham juga turun tajam menjadi minus Rp 29,97 dari sebelumnya Rp 2,20.
"Sesuai dengan kebijakan akuntansi mark to market, kami mengalami rugi selisih kurs Rp 2,39 triliun di Lippo Karawaci pada kuartal I 2020, karena rupiah terdepresiasi terhadap USD. LPKR melaporkan rugi bersih konsolidasian Rp 2,12 triliun, dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp 50 miliar pada periode sama tahun lalu," ungkap CEO Lippo Karawaci John Riady dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Kamis (2/7).
Sejatinya perusahaan mengalami peningkatan pendapatan sebesar 8,41 persen secara year on year (yoy) dari Rp 2,82 triliun tumbuh menjadi Rp 3,06 triliun. Namun beban pokok pendapatan perusahaan juga naik menjadi Rp 1,77 triliun dari Rp 1,1 triliun.
ADVERTISEMENT
Kenaikan ini terjadi pada seluruh komponen beban, yaitu di bisnis real estate development, real estate management & services, dan lini bisnis lainnya.
Tak hanya itu, pos beban usaha juga mengalami kenaikan yang signifikan dari sebelumnya senilai Rp 940,86 miliar menjadi Rp 1,03 triliun.
Beban lainnya juga membengkak dari Rp 248,86 miliar menjadi Rp 2,70 triliun. Selain itu, beban keuangan perusahaan juga bertambah menjadi Rp 331,78 miliar dari sebelumnya Rp 41,60 miliar.
Meski demikian, John Riady optimistis kerugian yang diakibatkan selisih kurs ini tidak akan terjadi lagi pada kuartal II 2020.
"Melihat perkembangan nilai tukar saat ini, kami perkirakan akan adanya penyesuaian selisih kurs yang menguntungkan di kuartal II 2020 sesuai dengan kebijakan akuntansi mark to market," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ke depan, John mengatakan perseroan akan semakin berhati-hati menjalankan bisnis khususnya di tengah pandemi virus corona saat ini.
"Pada masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, kami akan terus berhati-hati dalam mengelola arus kas dan tetap fokus pada keunggulan operasional di bisnis core, properti, dan healthcare," katanya.