Literasi Keuangan Masih Rendah, Bank Digital Hanya Digunakan untuk Cek Saldo

11 Juni 2021 15:54 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi belanja online menggunakan mobile banking. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi belanja online menggunakan mobile banking. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Transaksi uang elektronik di perbankan Indonesia terus mengalami pertumbuhan di tengah pandemi. Sebab, masyarakat telah mengubah kebiasaan transaksi dengan menggunakan elektronik.
ADVERTISEMENT
Hal ini tercermin dari laporan Bank Indonesia yang mencatat transaksi uang elektronik mencapai Rp 22,8 triliun atau naik 30 persen hingga April 2021 dibanding periode sama pada tahun sebelumnya.
Meski demikian, Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Iwan Junanto, mengatakan tantangan dalam pengembangan transaksi uang elektronik yaitu rendahnya literasi keuangan masyarakat.
Dia mencatat masyarakat yang memiliki rekening bank (underbank) saat ini sekitar 50,8 persen. Sementara, masyarakat yang tidak memiliki rekening bank (unbank) sekitar 26 persen.
Khusus untuk masyarakat underbank masih belum memahami fungsi digital bank secara optimal. "50,8 persen underbank itu bank belum optimal lah, masih buat ngecek saldo. Jadi ini menunjukkan kita masih memiliki tantangan," katanya dalam webinar Jakarta Marketing Week 2021, Jumat (11/6).
ADVERTISEMENT
Selain itu, isu lain yang menjadi perhatian Bank Indonesia yaitu belum meratanya transaksi digital. Saat ini Jabodetabek memegang peranan penting dalam transaksi digital sebesar 84 persen.
"PDB kita itu ditunjang 74 persen dari non Jabodetabek, 24-26 persen dari Jabodetabek. Transaksi digital itu malah banyaknya di Jabodetabek. Jadi ini tantangan bagaimana transaksi digital bisa didorong," jelasnya.