Lockdown Jadi Solusi Terakhir, Sri Mulyani Sudah Siapkan Anggarannya

18 Maret 2020 17:09 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuanga Si Mulyani berbincang sebelum rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/3). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuanga Si Mulyani berbincang sebelum rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/3). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Pemerintah hingga saat ini belum memutuskan mengisolasi penuh atau lockdown wilayah yang terjangkit virus corona. Presiden Jokowi masih mengimbau masyarakat menjaga jarak atau social distance demi mencegah penyebaran virus tersebut.
ADVERTISEMENT
Lockdown adalah situasi ketika orang tidak diperbolehkan masuk atau meninggalkan sebuah bangunan atau kawasan dengan bebas, karena alasan sesuatu yang darurat. Keputusan lockdown atau penguncian bisa dilakukan di tingkat kota maupun negara.
Adapun negara-negara yang telah menerapkan lockdown di sejumlah wilayah yaitu Italia, China, Denmark, Filipina, dan Irlandia.
Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan anggaran negara akan siap jika nantinya situasi semakin buruk dan lockdown menjadi pilihan terakhir pemerintah. Pihaknya terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lainnya untuk penanganan covid-19.
"Kesiapan? Pasti disiapkan (anggarannya). Kalau BNPB memutuskan isolasi, pasti sudah dipikirkan juga gimana supporting growth, bahkan sampai masalah ke desa, di mana pemukiman cukup padat sehingga social distance sulit," ujar Sri Mulyani dalam conference call dengan media, Rabu (18/3).
ADVERTISEMENT
Saat ini, semua skenario tengah disiapkan pemerintah. Jika lockdown ditetapkan, Sri Mulyani memastikan sumber daya akan tercukupi, mulai dari kebutuhan pokok hingga logistik.
"Kita posisinya terus dukung, jangan sampai kekurangan resources. Masalahnya bukan uang, tapi SDM untuk logsitic delivery, bagaimana menyampaikan kebutuhan pokok mereka supaya bisa dapatkan kebutuhan pokok. Ini jadi pusat perhatian dari gugus tugas," jelasnya.
Sri Mulyani menjelaskan, saat ini pemerintah pusat juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk bereaksi secara cepat untuk meminimalkan penularan virus corona.
"Jadi leadership tiap pemda sangat penting untuk meminimalkan penularan, penyebaran, dan untuk bisa menciptakan mekanisme respons efektif, apakah self isolation, karantina, atau masuk puskesmas, rumah sakit, itu pilihan-pilihan yang kita lihat," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Sebelumnya, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Rosan Roeslani, mengaku telah mengusulkan lockdown kepada pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
Usulan itu, kata Rosan, telah dia sampaikan langsung kepada Presiden Jokowi.
"Tiga hari yang lalu, langsung ke Presiden kami sampaikan," ujar Rosan dalam diskusi terkait Omnibus Law yang digelar oleh Hotman Paris di Kopi Johny, Jakarta, Sabtu (14/3).
Untuk usulan tahapan awal, ia menyarankan agar pemerintah menutup sementara aktivitas sekolah hingga universitas.
"Kalau memang perlu dilakukan, seperti sekolah, universitas diliburkan terlebih dahulu dalam rangka mencegah penyebaran, ya menurut saya kita lakukan," pungkas Rosan.
Sementara itu, Presiden Jokowi menyatakan belum mempertimbangkan untuk melakukan lockdown.
"Belum terpikir ke arah sana," ucap Presiden Jokowi dalam jumpa pers di Soekarno-Hatta, Jakarta, Jumat (13/3).
ADVERTISEMENT