LPEI Gandeng UK Export Finance untuk Potensi Bisnis Ekspor Baru

7 Oktober 2024 20:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
LPEI Export Forum: Bedah Pasar Ekspor Produk Unggulan DKI Jakarta.  Foto: Dok. LPEI
zoom-in-whitePerbesar
LPEI Export Forum: Bedah Pasar Ekspor Produk Unggulan DKI Jakarta. Foto: Dok. LPEI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank bekerja sama dengan UK Export Finance (UKEF) atau lembaga kredit pemerintah Inggris untuk menciptakan potensi bisnis baru bagi eksportir.
ADVERTISEMENT
Penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) digelar di Jakarta. Kerja sama ini menandakan akan adanya intensi kedua belah pihak untuk berkolaborasi dalam proyek-proyek baru di seluruh dunia, terutama di Afrika dan Indo-Pasifik.
Selain itu, melalui kerja sama ini, LPEI dan UKEF mendukung proyek-proyek internasional Inggris dan Indonesia, dengan fokus pada energi bersih, kesehatan, air, pendidikan, dan transportasi.
Direktur Eksekutif LPEI, Rijani Tirtoso, menuturkan kerja sama ini menjadi bukti komitmen kedua negara dalam menjalankan perdagangan yang berkelanjutan.
Di saat yang bersamaan, Rijani memandang kerja sama ini dapat menempatkan Indonesia sebagai negara dengan peran yang lebih kuat di perdagangan global.
indonesia Eximbank. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
“Kolaborasi UKEF dengan Indonesia Eximbank secara signifikan mendorong pengembangan bisnis dan menunjukkan komitmen kedua lembaga untuk mendukung perdagangan yang bertanggung jawab, hijau, berkelanjutan dan berdampak, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi,” tutur Rijani dalam keterangannya, Senin (7/10).
ADVERTISEMENT
UKEF merupakan lembaga yang menyediakan pembiayaan dan asuransi untuk membantu pembeli luar negeri melaksanakan proyek yang menggunakan barang dan jasa dari Inggris.
Tahun lalu, UKEF mengalokasikan hampir £1,7 miliar atau setara dengan Rp 34,97 triliun (dengan kurs Rp 20.574 per pound Britania) dalam pembiayaan yang baru untuk wilayah-wilayah tersebut. UKEF juga membantu menghasilkan bisnis baru bagi ratusan pelaku usaha serta menunjukkan besarnya peluang yang tersedia bagi bisnis di Indonesia.
CEO UKEF, Tim Reid, mengatakan pihaknya telah mendukung banyak usaha di Asia Pasifik, termasuk di Indonesia. Sehingga kesepakatan kali ini menurut dia membuka babak baru yang menarik dalam kerja sama ekonomi antara Inggris dan Indonesia.
“Dengan kerja sama ini, kita dapat bertukar best practice, mencari peluang baru, dan meningkatkan perdagangan bilateral,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Total dana yang dianggarkan UKEF untuk mendukung pelaku usaha Indonesia membiayai proyek-proyek yang menggunakan barang dan jasa dari Inggris adalah lebih dari £3 miliar atau setara dengan Rp 61,72 triliun.
Indonesia tetap menjadi pasar prioritas bagi UKEF, yang pada tahun 2017 menunjuk perwakilan luar negeri pertamanya dengan mengangkat Richard Michael sebagai Kepala Perwakilan Negara untuk Indonesia.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey juga mengatakan kerja sama Inggris dengan Indonesia telah terjalin lebih dari 75 tahun dan nota kesepahaman kali ini diharapkan dapat memperluas hubungan diplomatik ini.
“Di tengah perayaan hubungan diplomatik antara Inggris dan Indonesia yang telah terjalin selama lebih dari 75 tahun, saya senang dapat memperluas hubungan ini melalui kesepakatan antara UKEF dengan Indonesia Eximbank,” tutup Jermey.
ADVERTISEMENT