LPS Ingatkan Anak Muda yang Investasi Jangan FOMO Ikut-ikutan Artis

14 Agustus 2023 12:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon nasabah membuat rekening di bank Mandiri, Tangerang Selatan, (15/8/2023). Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) menyebut jumlah bank yang mendapat penjaminan mencapai 1.689 bank per juni 2023. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon nasabah membuat rekening di bank Mandiri, Tangerang Selatan, (15/8/2023). Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) menyebut jumlah bank yang mendapat penjaminan mencapai 1.689 bank per juni 2023. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, menyebut banyak anak muda yang saat ini tertarik berinvestasi. Ia mengingatkan investasi jangan sampai FOMO atau Fear of Missing Out.
ADVERTISEMENT
Purbaya menyebut banyak anak muda ikut-ikutan investasi yang dipromosikan artis dengan iming-iming keuntungan, tetapi berujung merugi.
"Orang bilang untung ya untung, misalnya selebriti yang suka gitu ya, untung-untungan tuh, nanti Anda FOMO ikut, akhirnya ketipu pada produk macam-macam seperti robot trading dan lain-lain, nanti Anda rugi. Salahnya di investor utamanya karena enggak ngerti," ujar Purbaya dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) 2023, di Jakarta, Senin (14/8).
Purbaya memastikan akan berupaya meningkatkan literasi keuangan di masyarakat, terutama terkait pemahaman dan risiko-risiko mengenai produk jasa keuangan. Hingga 2022, indeks literasi keuangan mencapai 49,68 persen. Sedangkan indeks inklusi keuangan mencapai 85,10 persen.
Calon nasabah membuat rekening di bank Mandiri, Tangerang Selatan, (15/8/2023). Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) menyebut jumlah bank yang mendapat penjaminan mencapai 1.689 bank per juni 2023. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Purbaya menargetkan di 2023 indeks literasi keuangan dapat meningkat menjadi 53 persen dan inklusi keuangan sebesar 88 persen.
ADVERTISEMENT
"Literasi dan inklusi keuangan perlu diseimbangkan sehingga mampu mendukung pemulihan ekonomi, sekaligus menciptakan stabilitas pada sistem keuangan. Sekarang sudah banyak sekali investor-investor anak muda yang berani berinvestasi di pasar modal maupun pasar keuangan lainnya," ungkap Purbaya.
Purbaya mengungkapkan investor di pasar modal didominasi oleh generasi muda yang berusia di bawah 30 tahun sebesar 57,26 persen dari total investor ritel.
Di kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengatakan sudah banyak anak muda yang menggunakan jasa keuangan, tetapi indeks literasinya hanya mencapai 50 persen. Ia menilai kondisi ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah untuk meningkatkan pemahaman terkait instrumen investasi.
"Ini berarti banyak masyarakat kita yang sudah menggunakan jasa keuangan tapi literasinya baru 50 persen itu adalah suatu PR buat kita semuanya karena untuk menjadi included masuk di dalam sektor lebih mudah," ujar Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT