LPS Sebut Ketidakpastian Ekonomi Tetap Mengintai Imbas Kebijakan Trump

23 Januari 2025 14:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa di kantornya, Kamis (23/1/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa di kantornya, Kamis (23/1/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memberikan pandangannya terkait potensi dampak global dari langkah-langkah kebijakan Donald Trump. Ia menilai stabilitas geopolitik dunia bisa membaik, namun ketidakpastian ekonomi seperti perang dagang tetap menjadi tantangan besar yang harus diantisipasi.
ADVERTISEMENT
Menurut Purbaya, langkah awal Trump memberikan sinyal positif terhadap berakhirnya konflik besar seperti perang Rusia-Ukraina. Hal ini dinilai bisa mengurangi ketidakpastian geopolitik dunia secara signifikan.
"Kalau kita lihat, ada satu dampak positif yang kita bisa cermati langsung dari langkah pertama beliau. Jadi, perang kelihatannya akan berhenti. Berasa tiba-tiba ramai Rusia-Ukraina juga kira-kira akan ditekan ke arah sana," kaya Purbaya kepada wartawan di kantor LPS, Jakarta, Kamis (23/1).
Ia menekankan, jika konflik ini benar-benar dihentikan, kondisi geopolitik global akan membaik dan memberikan sentimen positif bagi pasar internasional.
Namun, Purbaya juga mengingatkan, stabilitas geopolitik tidak sepenuhnya menghilangkan risiko ekonomi yang sudah ada. Ketidakpastian akibat perang dagang dan kebijakan proteksionis masih berpotensi memberikan tekanan pada ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Purbaya memandang, meskipun ekonomi Amerika Serikat di bawah Trump dapat tumbuh lebih kuat dan memberikan dampak positif bagi negara-negara mitra dagangnya, ketidakpastian tetap perlu diwaspadai.
"Artinya, harusnya global environment akan cenderung atau lebih positif dibanding sebelumnya. Jadi kalau dari sisi global, harusnya sih positif, walaupun orang bilang banyak kita paket," katanya.
Purbaya juga menyoroti beberapa risiko baru yang dapat muncul di masa depan, seperti potensi penerapan mata uang BRICS yang sempat dibahas oleh beberapa negara berkembang. Namun, ia menyebut kemungkinan ini masih sulit terwujud karena kompleksitas teknis dan geopolitik yang ada.