LRT Bali Mulai Digarap, Tarif Tiket Turis Asing USD 40 Seminggu

4 September 2024 15:34 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ), Ari Askhara saat jumpa pers tentang pembangunan LRT Bali Urban Subway, Rabu (4/9). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ), Ari Askhara saat jumpa pers tentang pembangunan LRT Bali Urban Subway, Rabu (4/9). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Pembangunan proyek LRT Bali Urban Subway resmi dimulai dengan upacara Ngeruwak di Parkir Sentra Kuta, Bali, Rabu (4/9). Upacara Ngeruwak adalah sebuah prosesi peletakan batu pertama khas umat Hindu Bali sebagai tanda memohon restu kepada Tuhan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ), Ari Askhara, mengatakan, LRT Bali Urban Subway nantinya akan menargetkan turis asing sebagai penumpang utama.
Hal ini karena proyek LRT Bali Urban Subway memang sengaja dibangun di kawasan wisata untuk mencegah kemacetan. Tarif tiket bagi turis asing diproyeksi sekitar USD 35-40 dolar dalam seminggu. Sementara untuk warga Bali diharapkan bisa gratis.
"Dalam proyeksi kami untuk para turis kisaran 35-40 dolar terserah mereka mau pakai kapan dalam seminggu. Bayangkan kalau turis datang dari airport ke cemagi sudah Rp 350 ribu naik ojol tapi dengan LRT mereka (hanya merogoh kocek) Rp 600 ribu seminggu," katanya.
PT SBDJ telah menetapkan PT Bumi Indah Prima (PT BIP) sebagai investor pembangunan Bali Subway dengan nilai investasi 20 miliar dolar AS dan menunjukkan PT Indotek sebagai kontraktor utama bersama China Railway Construction Corporation (CRCC) dan PT Sinar Bali Bina Karya (Sinar Bali).
ADVERTISEMENT
Tahap pembangunan dibagi menjadi empat fase. Fase pertama proyek ini akan meliputi jalur dari Bandara I Gusti Ngurah Rai ke Central Parkir Kuta, dengan perhentian di Seminyak, Berawa, dan Cemagi dengan panjang 16 kilometer.
Fase kedua akan menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai ke Jimbaran, Universitas Udayana dan Nusa Dua dengan panjang 13,5 kilometer.
Total nilai investasi kedua fase ini mencapai USD 10,8 miliar. Kedua fase ini diharapkan selesai tahun 2028 dan beroperasi penuh pada tahun 2031. Jumlah gerbong pada fase I berjumlah 6 unit dengan kapasitas 240 penumpang dengan jarak tempuh dua menit per stasiun.
"Fase 1 memang diperkirakan akan lebih lambat dikarenakan kondisi bawah tanahnya adalah berbatu keras. Sedangkan, fase 2 kondisi tanah adalah kapur atau aluvial sehingga akan lebih cepat dan mudah proses pengeborannya," sambungnya.
Bocoran rute LRT Bali dalam tahap studi kelayakan oleh konsorsium asal Korea Selatan. Foto: Otoritas Kereta Api Nasional Korea Selatan
Ari Askhara memastikan LRT Bali Urban Subway telah lolos uji kelayakan baik dari sisi lingkungan dan bencana alam. Dia menyatakan, dampak gempa dan megatrust terhadap proyek ini aman.
ADVERTISEMENT
"Struktur konstruksi kita itu tidak terganggu oleh gempa apalagi (konstruksi lahan) Bali selatan batuan semua, itu sangat menjaga struktur tanel," katanya.
Kedalaman tanah dalam pengerjaan konstruksi ini mencapai 30 meter. Ari Askhara mengaku pengerjaan proteksi berdampak pada masyarakat yang menggunakan sumur pipa bor air tanah. Dia belum mendata jumlah warga terdampak pembangunan LTR namun memastikan warga tidak kesulitan mengakses air bersih.
Hal ini dilakukan dengan menambah jaringan pipa primer dan sekunder PDAM yang dikerjakan secara paralel dengan proyek pembangunan terowongan atau tunneling.
"Untuk kebutuhan peralatan tunnel boaring machine (TBM) atau alat pengebor terowongan yang akan dilalui, kami akan mendatangkan 10 TBM, yang akan di sebar di beberapa titik sehingga penyelesaian proyek Bali Urban Subway," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Fase ketiga proyek ini akan menghubungkan Central Parkir Kuta dengan Denpasar, termasuk Sesetan, Renon, dan Sanur. Fase keempat akan menghubungkan Renon dengan Gianyar, mencakup Sukawati dan Ubud.