Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
LRT Palembang Mogok, Menhub Bakal Evaluasi Maksimal
14 Agustus 2018 19:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Mogoknya kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT ) di Palembang menjadi sorotan publik. Moda transportasi berbasis rel itu baru diresmikan 15 Juli dan beroperasi secara resmi pada 1 Agustus 2018.
ADVERTISEMENT
Namun, belum genap dua pekan, LRT untuk Asian Games itu mogok di tengah perlintasan Stadion Jakabaring. Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (12/8) sekitar pukul 16.30 WIB. Mogoknya LRT Palembang ini ramai diperbincangkan di media sosial. Sebab, LRT buatan PT Industri Kereta Api (INKA) ini disebut mogok yang ketiga kalinya.
Menanggapi hal itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut. Menurut Budi, pihaknya bakal melakukan evaluasi atas mogoknya LRT Palembang.
“Kita akan evaluasi maksimal agar itu tidak terjadi lagi. Saya minta maaf atas kejadian itu. Bukan alasan cuman memang LRT Palembang upaya kita memberanikan diri untuk segera dilakukan dengan produk dalam negeri,” ungkap Budi ketika ditemui di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (14/8).
ADVERTISEMENT
Artinya, upaya mengoperasikan LRT Palembang itu merupakan aksi nekat dari pemerintah. Sebab kondisi tersebut berbeda dengan proyek MRT Jakarta yang memiliki masa test dan commissioning selama enam bulan. Menurut Budi, LRT Jakarta harus dikebut pengerjaannya agar siap beroperasi pada Agustus 2018.
“Saya memberanikan diri mendorong commissioning-nya, sekali lagi ini tidak alasan, teman-teman menolak tapi saya bilang usulkan,” ujarnya.
Menurut Budi, keberanian untuk tetap mengoperasikan LRT juga didorong bahwa proyek ini didominasi oleh produk dalam negeri. Hal tersebut menurut Budi menjadi sebuah alasan kuat bahwa pengoperasian LRT Palembang harus dilakukan.
“Saya misalnya sebagai pemilik proyek supaya safety, saya tunjuk aja Hyundai. Harganya relatif sama dan enggak usah pusing. Tapi kan ada suatu keyakinan produk dalam negeri harus sejalan. Dan terbukti bahwa LRT Palembang 95 persen lokal konten. Satu yang enggak bisa di tempat yang lain,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini menurut Budi, pihaknya telah mengidentifikasi penyebab mogoknya LRT disebabkan oleh kesalahan SOP dan kesalahan teknis. Budi pun telah menugaskan pihak-pihak terkait untuk menangani masalah tersebut.
“Dari identifikasi yang dilakuakn adalah sop dan teknis. Oleh karena itu saya tugaskan stakeholder di sana baik Perhubungan, Waskita, INKA, KAI, benar-benar menjaga semua instalasi. Insyaallah berjalan baik dan tidak ada gangguan,” tutupnya.