Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Luhut: 20 Tahun Terakhir Pesisir Alami Banjir Rob, Kerugian Lebih Rp 1.000 T
29 Juli 2021 11:09 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
ADVERTISEMENT
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti soal perubahan iklim yang berdampak pada lingkungan Indonesia. Dalam waktu 20 tahun terakhir, daerah pesisir mengalami fenomena banjir rob.
ADVERTISEMENT
Luhut mengatakan, 112 kabupaten dan kota di pesisir pantai Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, hingga Papua mengalami banjir rob. Potensi kerugian akibat banjir rob diperkirakan lebih dari Rp 1.000 triliun.
"Kurun waktu 20 tahun terakhir khususnya di daerah pesisir mengalami fenomena banjir rob. Sekitar 112 kabupaten/kota di pesisir pantai timur Sumatera, pesisir barat Sumatera, pesisir Pantura, pesisir Kalimantan, sebagian pesisir Sulawesi dan Papua teridentifikasi mengalami kebanjiran rob," ujar Luhut dalam Rakorbangnas BMKG 2021, Kamis (29/7).
Dia menjelaskan, Rp 1.000 triliun itu harus dikeluarkan untuk pembenahan dampak banjir rob, mulai dari pembuatan tanggul, penyesuaian infrastruktur, hingga biaya renovasi.
"Potensi kerugian akibat banjir rob ditaksir melebihi Rp 1.000 triliun, yaitu harus dikeluarkan untuk pembuatan tanggul pantai laut, peninggian infrastruktur dan bangunan pesisir, hingga biaya renovasi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pembuatan tanggul di Jakarta saja, kata dia, mencapai Rp 200 triliun. Bisa dibayangkan biaya yang harus dikeluarkan untuk penanganan banjir rob terjadi di banyak daerah.
Banjir rob juga membuat permukaan daratan di pesisir Utara Jawa, Jakarta, hingga Semarang mengalami penurunan.
"Adanya banjir rob juga diperparah munculnya fenomena penurunan muka landscape yang sebagian besar terjadi di pesisir pantai Utara Jawa, Jakarta, Pekalongan, Semarang dan Demak," ujarnya.