Luhut: 39 Persen Perusahaan Sawit Sudah Diaudit, Negara Dapat Rp 496 T

25 Agustus 2022 14:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan perkembangan hasil audit perusahaan sawit. Menurutnya, hingga saat ini baru 39 persen perusahaan sawit di Indonesia yang berhasil diaudit, negara pun mendapatkan tambahan Rp 496 triliun.
ADVERTISEMENT
"Mengenai penanganan kelapa sawit, saya diminta tangani. Sudah 39 persen dari perusahaan kelapa sawit yang baru kita audit, kita bisa dapat Rp 496 triliun, can you imagine? Tadi saya baru lapor presiden, nanti akan diumumkan," ujar Luhut dalam acara Global Human Capital Summit di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Kamis (25/8).
Menurut Luhut, angka Rp 496 triliun tersebut didapat dari penalti perusahaan sawit yang telah diaudit. Ia pun memastikan aturan dibuat transparan.
"Kita enggak ada bicara masuk penjara, eh kau bisalah kena penalti, kau bayar, kalau enggak kau bayar, disita pemerintah. Aturan ini kita bikin transparan semua, jadi kalau kita bikin aturan kita detail bekerja ke bawah, itu bisa kita lakukan," jelasnya.
Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan di Global Human Capital Summit, Kamis (25/8/2022). Foto: Nabil Ghazi Jahja/kumparan
Sebelumnya, Luhut meminta audit besar-besaran di industri kelapa sawit. Hal ini sesuai perintah Presiden Jokowi demi menyelesaikan permasalahan sawit di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dia mengaku terkejut ternyata di dalam industri kelapa sawit banyak sekali kungfunya. Meski begitu, Luhut tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai analogi kungfu tersebut.
"Setelah Presiden memerintahkan saya tangani, itu kita baru tahu ternyata di dalam (industri sawit) itu kungfunya banyak sekali. Maka itu saya minta audit BPKP, itu semua tidak bisa bohong," ujar Luhut dalam acara kuliah umum dan talk show visi maritim 2045 di Universitas Hasanuddin, Jumat (19/8).
Menurut Luhut, ada sejumlah lahan sawit di Tanah Air yang status pengelolaannya tidak jelas. Sampai saat ini, total perkebunan lahan sawit di Indonesia berjumlah 16,3 juta hektar, sedangkan seperempat di antaranya tercatat tidak memiliki sertifikat.
"Dari 16,3 juta kelapa sawit, ada 4 juta (hektar) ternyata yang tidak mengerti juntrungannya. Jadi Anda bayangkan, kalau 4 juta (hektar) dihemat, kita akan dapat Rp 100 triliun per tahun," kata Luhut.
ADVERTISEMENT
Reporter: Nabil Ghazi Jahja