Luhut Bakal Lapor ke Jokowi, 20 Pengusaha Besar Mau Investasi di Bali

19 Mei 2024 9:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi pada Jumat (26/1/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi pada Jumat (26/1/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan akan melapor ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa 20 pengusaha besar akan investasi di Bali sebagai kota pusat perkantoran keluarga atau Hub Family Office.
ADVERTISEMENT
Ide tersebut muncul dalam pembahasan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali. Luhut belum merinci 20 pemain besar tersebut berasal dari negara mana saja.
“Tadi berkumpul kira 20 orang yang pemain-pemain besar, mereka mengatakan Bali ini bawa happiness, bawa kehidupan yang bahagia. Tidak sekadar itu doang, mereka mau taruh uangnya di Indonesia dengan fasilitas Family Office yang sedang kita rampungkan,” ujar Luhut dalam konferensi pers Balinese Water Purification Ceremony di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Kota Denpasar, Bali, Sabtu (18/5).
“Dan kita akan melaporkan hasil diskusi ini bulan Juni awal pada Presiden Jokowi,” sambungnya.
Luhut melanjutkan, pemerintah akan mendorong Bali menjadi hub seperti di Hong Kong dan Singapura. Mengingat keduanya merupakan negara-negara dengan pusat perkantoran keluarga terbesar.
ADVERTISEMENT
“Mereka minta hub link seperti Singapura, Hong Kong, Dubai dan sebagainya. Minta rumah sakit yang bagus dan fasilitas-fasilitas lain, menyangkut masalah hukum, kepastian dan sebagainya,” terang Luhut.
Luhut mengatakan Jokowi akan meresmikan Sekretariat Global Planner Finance Liance di Sanur. Lokasi tersebut menjadi tempat pemerintah untuk kolaborasi global terkait pendanaan.
“Sehingga funding-nya bisa di negara-negara berkembang. Banyak sekali juga proyek yang dibicarakan dengan family office karena mereka menaruh duit dana yang sangat besar, sehingga mereka tentu mencari tempat berinvestasi,” terangnya.