Luhut Bicara soal Persaingan AS-China, Indonesia Berpihak ke Mana?

14 Oktober 2021 13:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan sebagai Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Foto: Maritim.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut B. Pandjaitan sebagai Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Foto: Maritim.go.id
ADVERTISEMENT
China dan Amerika Serikat terus berkonflik. Pemerintah Indonesia, yang diwakilkan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan baru melakukan dialog dengan pihak China.
ADVERTISEMENT
"Baru selesai kami bicara high level dialog dengan Tiongkok yang cover banyak sekali kerja sama kita di dalam berbagai bidang proyek, yang menurut saya sangat baik untuk Indonesia," ujar Luhut dalam pembukaan Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2021, Kamis (14/10).
Namun meski berdialog dengan Tiongkok, Luhut menyebut Indonesia tak berpihak pada negara mana pun. Menurutnya, Indonesia terlalu besar untuk berpihak.
"Indonesia negara yang terlalu besar untuk bisa berpihak pada kekuatan apa pun di dunia saat ini," kata dia.
Indonesia, kata dia, memiliki peran yang sangat penting di kancah dunia. Menurutnya, Indonesia harus bisa membuktikan diri bahwa menjadi negara yang diperhitungkan posisinya oleh dunia, dengan segala kekayaan yang dimiliki.
"Dengan kekayaan jumlah penduduk 280 juta dan nilai geo strategis, Indonesia bisa mainkan peran yang sangat penting dalam percampuran global saat ini," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Dan kita buktikan dalam banyak hal bahwa Indonesia negara yang sangat kuat dan harus diperhitungkan oleh siapa pun di dunia saat ini," lanjutnya.
Maka itu, Luhut berharap agar Indonesia bisa menjadi negara yang mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan. Terbaru, penanganan COVID-19 Indonesia banyak dipuji negara-negara lain.