Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Ini tidak akan dikelola oleh seseorang titip-titip, bahasanya titip-titip, rekomendasi dari pihak tertentu. Itu tidak akan terjadi karena ini dijalankan oleh perusahaan profesional dari kedua belah pihak,” kata Luhut dalam Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025 di Energy Building, Jakarta Selatan pada Kamis (20/2).
Luhut menjelaskan hal ini karena Danantara sangat membuka peluang untuk mendirikan Joint Venture dengan perusahaan luar negeri. Keberadaan Joint Venture itulah yang akan menjadikan pengelolaan Danantara menjadi semakin transparan.
Selain itu Luhut juga sangat terbuka terhadap para investor yang ingin berinvestasi di Indonesia namun mendapati masalah.
“Jangan ragu untuk menghubungi kantor saya. Jika ada kendala terkait perizinan atau hal lain, kami bisa membantu, karena kami ingin menciptakan transparansi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Luhut juga sempat mengungkap Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) akan memasukkan USD 10 miliar ke Danantara.
“Seperti tadi saya bilang 10 GW tadi Abu Dhabi mau masuk, itu renewable energy, itu kan USD 10 miliar, belum yang lain,” kata Luhut kepada wartawan di The Westin, Jakarta Selatan pada Rabu (19/2).
Terkait pendanaan awal Danantara yang disebut Presiden Prabowo dapat mencapai USD 20 miliar, Luhut membuka peluang pendanaan awal tersebut bisa lebih dari itu.