Luhut: Dekarbonisasi Jangan Hanya Wacana

6 Juni 2023 12:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan (kedua dari kanan) saat diskusi panel Ecosperity di Singapura. Foto: Dok. Kemenko Marinves
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan (kedua dari kanan) saat diskusi panel Ecosperity di Singapura. Foto: Dok. Kemenko Marinves
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengajak masyarakat dunia tidak hanya sekadar wacana dalam upaya menurunkan emisi gas buang. Ia mengungkapkan Indonesia sudah membuat peta jalan yang jelas untuk mencapai target net-zero tanpa harus mengganggu upaya mengejar tingkat pertumbuhan demi kesejahteraan rakyat.
ADVERTISEMENT
Luhut menyampaikan hal tersebut dalam diskusi panel Ecosperity yang diselenggarakan Temasek Foundation di Singapura, Selasa (6/6). Luhut tampil dalam diskusi panel bersama Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Singapura Grace Fu dan Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada Chaterine McKenna.
Presiden Joko Widodo dijadwalkan berbicara pada hari kedua Ecosperity. Jokowi akan berbicara dalam tema “Net-Zero Cities” dengan menyampaikan visi pembangunan kota yang hijau dan Nusantara sebagai model pembangunan Forrest City.
“Sudah terlalu sering kita berwacana tetapi tidak ada hasil yang nyata dalam upaya mencegah kenaikan suhu bumi 1,5 derajat celsius. Saya mengajak semua pihak untuk melakukan aksi nyata dan itu bisa dilakukan di Indonesia karena begitu banyak proyek yang bisa dikerjakan di Indonesia,” kata Luhut melalui keterangan tertulis, Selasa (6/6).
Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan hadiri diskusi panel Ecosperity di Singapura. Foto: Dok. Kemenko Marinves
Luhut menjelaskan Indonesia sudah membuat peta jalan menuju net-zero emission. Lima langkah yang ditetapkan pemerintah dilakukan mulai dari transisi dari energi fosil ke energi terbarukan, pengembangan mobil listrik, hingga penggunaan sumur-sumur minyak yang sudah tidak beroperasi untuk penyimpanan CO2.
ADVERTISEMENT
Luhut juga menjelaskan soal pengembangan baterai untuk kendaraan listrik yang transisinya dimulai dengan pelarangan ekspor nikel dalam bentuk mentah hingga pembangunan industri daur ulang dari baterai-baterai itu ketika sudah habis masa pakainya.
Luhut mengatakan tantangan yang dihadapi Indonesia untuk menjalankan peta jalan yang sudah disusun itu adalah pendanaan. “Banyak yang datang untuk menawarkan, tetapi tingkat suku bunga yang ditawarkan adalah tingkat suku bunga komersial,” jelas Luhut.
Sepanjang pendanaan untuk pengembangan proyek hijau masih menjadi kendala, kata Luhut, upaya untuk menurunkan emisi gas buang akan sulit tercapai. “Salah satu yang harus kita lakukan bersama adalah membuat global blended finance. Sebab, masalah pemanasan global ini merupakan masalah dunia dan tidak bisa dilakukan negara secara sendiri-sendiri,” ujar Luhut.
Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan (kedua dari kanan) saat diskusi panel Ecosperity di Singapura. Foto: Dok. Kemenko Marinves
Luhut menegaskan tentang tanggung jawab kepada generasi mendatang seperti yang disampaikannya saat pidato pada “Welcoming Dinner” di Fullerton Bay Hotel. “Cucu saya yang sekolah di AS sering mengingatkan saya untuk tidak membuat kebijakan yang akhirnya membebani mereka di masa mendatang,” ujar Luhut.
ADVERTISEMENT
Menteri Grace Fu dan Menteri Chaterine McKenna sepandangan dengan Luhut tentang perlunya upaya bersama dari masyarakat dunia untuk menangani persoalan pemanasan global. Grace Fu melihat blended finance bisa menjadi solusi untuk membuat berbagai proyek yang kemudian menjadi percontohan.
“Baik pemerintah maupun swasta harus bersama-sama mau mengeluarkan anggaran dan menjadikan sebagai blended finance. Tentu kita secara transparan dan dengan tata kelola yang baik harus membuat proyek-proyek yang benar-benar baik agar bisa menjadi percontohan,” ujar Grace Fu.
Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) hadiri diskusi panel Ecosperity di Singapura. Foto: Dok. Kemenko Marinves
Namun di samping proyek-proyek besar, Grace Fu mengajak dunia usaha dan juga karyawan untuk membuat inovasi di lingkungan perusahaan masing-masing yang bisa berkontribusi menurunkan emisi gas buang. Ia mencontohkan inisiatif yang dilakukan Temasek Foundation untuk membuat pembersih udara dengan menggunakan sabut kelapa.
ADVERTISEMENT
“Saya kita banyak di sekitar kita barang-barang yang bisa dimanfaatkan untuk membuat sesuatu yang bisa menurunkan penggunaan energi maupun emisi gas buang,” tutur Menteri Lingkungan Singapura itu.