Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Luhut Heran Harga Avtur RI Mahal: Pasti Ada High Cost Tersembunyi
18 September 2024 12:49 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengaku heran dengan harga avtur di Indonesia yang masih mahal dibanding negara-negara tetangga. Luhut menilai ada pemicu yang belum terungkap sehingga harga avtur di Indonesia mahal.
ADVERTISEMENT
Dia berharap pemicu ini segera ditemukan sehingga harga tiket penerbangan Indonesia kompetitif.
"Singapura aja bisa lebih murah dari kita. Pasti ada high cost tersembunyi yang kita tersembunyi yan harus kita selesaikan. Kita pasti mau lebih murah, kita mau kompetitif," katanya katanya saat meninjau pameran Bali Airshow Internasional di Bali, Rabu (18/9).
Ia pun mengaku sudah berdiskusi dengan CEO Airasia Tony Fernandez mengenai penyebab mahalnya harga avtur di Indonesia. Oleh karenanya Luhut berencana mengirim staf Kemenko Marves mempelajari dan meniru tata kelola avtur di negara-negara tetangga.
"Tadi sudah kita bicarakan dengan Airasia, saya bicara dengan Tony Fernandes. Saya lihat struktur harga fuel-nya, kita juga mau tiru dan kita sudah hubungi deputi saya untuk mempelajari kenapa kita avtur lebih mahal, kan aneh," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menurut mantan Dubes Singapura ini, salah satunya pemicu harga avtur mahal adalah jumlah rute penerbangan Indonesia yang masih di bawah standar.
Luhut sudah membicarakan masalah ini dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Ia juga telah menggunakan software milik Boeing untuk mencari titik kelemahan itu.
"Kita akan pakai coba software dari Boeing untuk melihat di mana kelemahan kita ke depan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Tony Fernandez menyebut harga avtur di Indonesia paling mahal se-ASEAN. Dia menyebut perbedaannya bisa 28 persen.
Tony melihat beberapa faktor yang memengaruhi harga avtur di Indonesia bisa mahal. Pertama, Indonesia hanya memiliki satu pemasok avtur yakni PT Pertamina (Persero), serta pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11 persen lebih dari satu kali.
ADVERTISEMENT