news-card-video
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Luhut: Hilirisasi Rumput Laut Serap 1 Juta Lapangan Kerja dan Atasi Kemiskinan

29 Februari 2024 19:24 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keterangan pers saat kegiatan media briefing di Nusa Dua, Badung, Jumat (22/12/2023). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keterangan pers saat kegiatan media briefing di Nusa Dua, Badung, Jumat (22/12/2023). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, menjelaskan dalam sebuah studi menyebutkan Indonesia menyimpan potensi rumput laut yang luar biasa besar, di mana matahari di Indonesia bersinar sepanjang tahun. Kata Luhut, ini anugerah yang tidak dimiliki negara-negara lain.
ADVERTISEMENT
"Hal ini menjadikan Indonesia sebagai eksportir rumput laut mentah global terbesar di dunia setelah China. Nilai perdagangan rumput laut global sendiri mencapai total USD 3,7 miliar atau Rp 57 triliun. Kontribusi Indonesia ternyata mencapai 16 persen dari total perdagangan rumput laut global yakni USD 600 juta atau Rp 9 triliun," kata Luhut dalam IG pribadinya, Kamis (29/2).
Untuk mengembangkan rumput laut di Indonesia, pemerintah punya pilot project di Lombok Timur dengan luas 100 hektar. Proyek percobaan ini sudah dipikir matang pemerintah sejak 2 tahun lalu.
"Setiap 100 ha budidaya rumput laut skala besar yang kita kerjakan, akan menghasilkan 10-15 ribu ton produksi rumput laut basah per tahun, ratusan tenaga kerja langsung dari warga sekitar pesisir, dan sekitar 1 juta liter produksi biostimulant atau pupuk organik yang dapat mencakup 1-2 juta lahan pertanian," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain biostimulant, hasil panen yang kemudian langsung diolah lewat pabrik nantinya juga mampu memproduksi seperti biofuel, biodegradable plastic, dan bahan pangan bernilai gizi tinggi.
Hilirisasi rumput laut, kata Luhut, sudah dimandatkan oleh Presiden Jokowi, selain hilirisasi mineral dan batu bara. Jika dikerjakan secara optimal, Luhut meyakini proyek hilirisasi rumput laut tidak hanya akan berkontribusi terhadap upaya menahan laju perubahan iklim, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
"Serta yang paling penting yaitu mengurangi ketergantungan Indonesia pada sektor pertambangan," tegasnya.
Atasi Kemiskinan Masyarakat Pesisir
Sebagai negara kepulauan, Luhut percaya hilirisasi rumput laut sekaligus bisa menjadi solusi mengentaskan kemiskinan masyarakat pesisir.
"Kita jangan lupa bahwa 62 persen rakyat Indonesia tinggal di pesisir, dan itu juga ada peta kemiskinan," kata Luhut.
ADVERTISEMENT
Dirinya sudah bicara dengan Kementerian BUMN agar wilayah hilirisasi diperluas menjadi 1 juta hektar. Bertahap mulai dari 100 hektar, 1.000 hektar, 2.000 hektar dan seterusnya. Saat ini pemerintah sudah mulai memetakan lokasi-lokasi strategisnya.
Luhut menegaskan, pemerintah harus hadir untuk membantu nelayan. Dengan hilirisasi rumput laut ini, pemerintah akan menyiapkan infrastrukturnya. Namun Luhut menyadari ini proyek tidak mudah dan singkat, sehingga butuh keberlanjutan dari pemerintah setelah Presiden Jokowi nanti. Namun bila berhasil, dampak positifnya akan sangat besar.
"Nanti akan menciptakan lapangan kerja yang langsung paling tidak 1 juta dalam beberapa tahun ke depan. Saya rasa ini anugerah buat Indonesia, asal kita fokus ngerjainnya. Enggak gampang, enggak sesederhana saya ngomong ini, karena saya sudah tekuni dengan tim sampai 2 tahun sampai posisi ini," tegas Luhut.
Presiden Joko Widodo mengunjungi industri pengolahan rumput laut W Hydrocolloids Inc, di Carmona, Filipina, Rabu (10/1/2024). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
Bisa Jadi Proyek Strategis Nasional
ADVERTISEMENT
Luhut juga mengatakan hilirisasi berpeluang untuk menjadi proyek strategis nasional (PSN). Hal itu memungkinkan bila melihat potensi luas laut yang dimiliki Indonesia.
"Dari jumlah 21 juta km2 laut kita, kita buat studinya sekarang dengan dalam, sehingga kalau nanti kalau kita dapat katakanlah 1,2 juta, 5 persen dari situ (luas laut) saja, dan kita bangun daerahnya di mana sehingga ada penyebaran yang bagus enggak ada tumpang tindih," kata Luhut.
Berdasarkan laporan World Bank pada Global Seaweed: New and Emerging Markets Report 2023 disebutkan bahwa selain produk rumput laut berupa hydrocolloid (agar, alginat, karagenan), diprediksikan pula terdapat peluang pasar produk rumput laut global berupa biostimulan, pakan ternak, dan bahan aditif lainnya yang potensinya mencapai USD 4,4 miliar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, peluang pasar produk rumput laut lainnya berupa suplemen nutrisi (nutraceuticals) dan protein alternatif dengan potensi pasar diproyeksikan mencapai USD 6 miliar. Sementara pada bidang farmasi dan konstruksi (campuran bahan bangunan) diproyeksikan dapat mencapai USD 1.4 miliar.
Untuk menangkap potensi itu, Luhut mengatakan pemerintah harus menyiapkan infrastrukturnya dengan baik.
"Pemerintah harus siapkan infrastruktur supaya nelayan yang membuat ini juga jangan keluar uang lagi untuk beli perahu, infrastruktur, dan sebagainya," pungkasnya.