Luhut Ikut Turun Tangan Selesaikan Masalah di Garuda

4 Juni 2018 9:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Maritim Luhut Panjaitan (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menko Maritim Luhut Panjaitan (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) berencana menggelar aksi mogok kerja. Akan tetapi mereka memastikan aksi mogok tak diadakan saat momen krusial, yakni mudik lebaran.
ADVERTISEMENT
Aksi mogok tersebut dilakukan karena para pekerja merasa tak kunjung mendapatkan respons dari pemerintah atas tuntutannya soal manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang dinilai kurang kredibel.
APG dan Sekarga sudah bertemu dengan Menko Kemaritiman Luhut B Pandjaitan pada 31 Mei 2018 lalu. Dalam pertemuan itu, APG dan Sekarga menyampaikan beberapa persoalan mendalam yang menjadi akar permasalahan dari menurunnya kinerja Garuda, terutama sejak pertengahan tahun 2017.
Ketua APG Kapten Bintang Hardiono menuturkan, pada kesempatan tersebut Luhut menyampaikan kesediaannya untuk membantu mencari solusi terbaik yang diharapkan dapat menjadi jalan keluar dari berbagai persoalan di tubuh Garuda.
“Ketemunya baru tanggal 31 Mei. Kami dipanggil, diundang. Kami menyambut baik pertemuan tersebut, dan tentunya besar harapan kami munculnya sebuah solusi sebagai hasil dari pertemuan tersebut,” ujarnya kepada kumparan, Senin (4/6).
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, pihaknya sudah pernah memberikan masukan kepada Menteri BUMN Rini Soemarno sejak tahun 2017 tentang beberapa permasalahan dalam Garuda Indonesia. Namun masukan itu kemudian tidak mendapatkan respons yang diharapkan.
Sebelumnya diberitakan, APG dan Sekarga menyatakan bahwa selama ini telah terjadi banyak kegagalan di tubuh Garuda. Masih negatifnya kinerja keuangan Garuda sepanjang 2017 bukan tanpa sebab. Ia menuding kondisi ini akibat kegagalan manajemen.
Sepanjang 2017 Garuda menderita kerugian bersih (nett loss) USD 213,4 juta. Padahal, periode yang sama tahun sebelumnya Garuda untung USD 9,36 juta. Selain itu, Irfan menyebutkan terus turunnya nilai saham Garuda dari Rp 750 per saham dari 2011 menjadi Rp 292 per saham per 25 April 2018.
ADVERTISEMENT