Luhut Ingin Pembangunan Bandara Bali Utara Dibiayai Swasta Sepenuhnya

2 April 2018 19:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rencana Bandara Internasional Bali Utara (Foto: Selfy Sandra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rencana Bandara Internasional Bali Utara (Foto: Selfy Sandra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Manajemen PT Pembangunan Bali Mandiri (Pembari) menemui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan hari ini untuk membicarakan soal pembangunan Bandara Buleleng di Bali Utara.
ADVERTISEMENT
Menurut Luhut, dalam pertemuan itu, PT Pembari menawarkan untuk membangun Bandara Buleleng Bali Utara di daratan. Sebelumnya, pembangunan Bandara Bali Utara diwacanakan untuk dibangun di tengah laut.
“Di darat. Tadi sudah diomongin ya, tadi sudah paparan,” katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat, Senin (2/4).
Dia menambahkan, PT Pembari mengaku siap untuk melakukan investasi sebesar Rp 6,3 triliun tanpa bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Luhut menginginkan pembangunan bandara tersebut dibiayai sepenuhnya oleh swasta seperti Bandara Kediri, Jawa Timur.
Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. (Foto: Dokumentasi Bandara Ngurah Rai)
zoom-in-whitePerbesar
Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. (Foto: Dokumentasi Bandara Ngurah Rai)
“Rp 6,3 triliun, mereka semua non-APBN, kalau dia mau semua biarin aja. Kita ingin seperti Bandara Kediri kan yang dibangun swasta juga sekitar Rp 5 triliun,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Luhut mengaku tak langsung menyetujui penawaran dari PT Pembari itu. Sebab pada pertemuan hari ini, PT Pembari tidak membawa rencana detail pembangunan Bandara Buleleng Bali Utara tersebut.
“Saya minta paparan detailnya minggu depan, supaya kita tahu anggaran mereka itu Rp 6,3 triliun dari mana saja. Jangan nanti bilang iya, tapi setelah peletakan batu pertama tahu-tahu tidak lanjut,” ucapnya.
Meski dibangun swasta, Luhut menegaskan, nantinya bandara itu akan dikelola oleh PT Angkasa Pura. Adapun pengembalian investasi pembangunan Bandara Buleleng di Bali Utara itu akan dibicarakan ketika pemerintah menyetujui.