Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Luhut Jelaskan Nilai Tambah Pelabuhan Patimban, Bisa Kurangi Kemacetan Jakarta
29 Desember 2020 13:29 WIB
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah saat ini terus melakukan perbaikan infrastruktur logistik. Salah satunya dengan pembangunan Proyek Strategis Nasional Pelabuhan Patimban.
ADVERTISEMENT
Menurut Luhut, Pelabuhan Patimban akan mampu mengurangi kemacetan di Jakarta dan mampu menurunkan biaya logistik. Sehingga biaya distribusi juga dinilai akan jauh lebih rendah.
"Pembangunan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional dan akan meningkatkan pembangunan di Subang, mengurangi traffic di Jakarta, dan memangkas ongkos distribusi," kata Luhut dalam webinar FMB9 Kaleidoskop 2020, Selasa (29/12).
Pelabuhan Patimban nantinya akan disinergikan dengan Tanjung Priok dan Pelabuhan di Banten. Sehingga, pembangunan Pelabuhan Patimban akan mampu mendorong sepuluh pembangunan kawasan industri prioritas.
"Dengan adanya kapal secara rutin dan terjadwal yang berlayar dari Indonesia barat hingga timur, nanti akan dikoordinasikan dengan ketat lintas kementerian. Diharapkan dapat menjaga ketersediaan barang dan dapat menurunkan disparitas harga bahan pokok di daerah tertinggal dan perbatasan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, Luhut menjelaskan perbaikan pada infrastruktur logistik di Tanah Air bukanlah perkara mudah.
"Ini bukan perkara mudah, mudah mengkritik tapi tidak semudah itu melakukan," kata Luhut.
Dia menjelaskan, perbaikan di bidang logistik itu telah memberikan dampak positif. Salah satunya peningkatan jumlah trayek kapal, yakni dari 6 trayek menjadi 26 trayek, dengan 100 pelabuhan singgah.
Selain itu, program tol laut yang dijalankan pemerintah juga diklaim telah menurunkan disparitas harga pokok di kawasan barat dan timur Indonesia, dengan variasi 14-17 persen.
Kapal-kapal saat ini juga digunakan untuk muatan balik bagi produk daerah, termasuk UMKM. Hal ini menurut Luhut telah memajukan UMKM di berbagai daerah.
"Hal ini bisa menggerakkan perekonomian setempat dan mengurangi biaya logistik," tambahnya.
ADVERTISEMENT