Luhut: Kalau Harga Nikel Terlalu Tinggi Itu Berbahaya

24 Januari 2024 20:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keterangan pers saat kegiatan media briefing di Nusa Dua, Badung, Jumat (22/12/2023). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keterangan pers saat kegiatan media briefing di Nusa Dua, Badung, Jumat (22/12/2023). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan akan berbahaya bagi perekonomian Indonesia ketika harga nikel terlalu tinggi. Pernyataan itu disampaikan Luhut melalui unggahan di akun instagram pribadinya.
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut, Luhut menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar kritik yang dilontarkan Co-captain Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Tom Lembong soal hilirisasi.
"Tom harus mengerti kalau harga nikel terlalu tinggi itu berbahaya. Kita harus belajar dari kasus cobalt, tiga tahun lalu harganya begitu tinggi, orang akhirnya mencari bentuk baterai lain, itu bentuk salah satu pemicu lahirnya Lithium Ferro Phosphate (LFP) itu," kata Luhut dikutip Rabu (24/1).
Harga nikel terpantau merangkak naik pada penutupan perdagangan Selasa (24/1). Harga nikel berdasarkan London Metal Exchange (LME) ditutup menguat 1,86 persen dan menetap di USD 16.306 per ton.
Luhut menyebut apabila harga nikel terlalu tinggi industri baterai listrik akan beralih mencari alternatif lain. Makannya pemerintah perlu mencari keseimbangan dengan benar, bahwa nikel Indonesia akan tetap dibutuhkan dalam belasan tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Tom Lembong sebelumnya juga mengkritik soal hilirisasi nikel, di mana saat ini telah ditemukan baterai listrik berbasis LFP sebagai alternatif nikel.
"Tapi ingat, lithium battery itu bisa recycling. sedangkan tadi yang LFP tidak bisa recycling sampai hari ini. Tapi sekali lagi teknologi itu berkembang. Nah kita bersyukur LFP juga kita kembangkan dengan Tiongkok. Tadi lithiun battery juga kita kembangkan dengan Tiongkok maupun dengan lain-lain," kata Luhut.
Soal kritik Tom Lembong yang menyebut harga nikel ambles, Luhut mengingatkan bagaimana tren harga nikel dalam 10 tahun. "Anda kan pebisnis juga. Kan siklus dari komoditi itu kan naik turun, apakah itu batu bara, nikel, timah atau emas, apa saja," tegas Luhut.
Luhut mencatat, dalam 10 tahun terakhir ini harga nikel dunia di kisaran USD 1.500, bahkan pada periode 2014-2019 ketika Indonesia mulai mencanangkan hilirisasi harga nikel hanya sekitar USD 12.000.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya tidak mengerti bagaimana Tom Lembong memberikan statement seperti ini. Bagaimana Anda memberikan advice bohong calon pemimpin yang anda dukung. saya sedih lihat ada," kata Luhut.
"Artinya intelektualitas Anda itu menurut saya jadi saya ragukan. Oke mungkin Anda betul seorang intelektual, tapi karakter Anda itu menurut saya tidak bagus," tambahnya.
Luhut menuturkan bagaimana hilirisasi bermanfaat bagi perekonomian Indonesia. Hal itu dia katakan sambil menyinggung bahwa Tom Lembong juga pernah terlibat di dalam pemerintahan.
"Ini saya titip pada Tom walaupun sudah tidak di government lagi, jangan menceritakan yang tidak baik padahal tidak sepenuhnya benar. Ceritakan apa yang bagus. Pernah kita inflasi di bawah 3 persen? kan baru sekarang. Pernah 44 bulan kita surplus ekspor? Kan baru sekarang. Apa itu? Ya hilirisasi," tutur Luhut.
ADVERTISEMENT