Luhut ke Susi: Dengarkan Masukan dari BPK

6 Juni 2018 13:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) 2017 ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. BPK juga menyerahkan LHP ke ketiga kementerian di bawah koordinasi Menteri Luhut Binsar Pandjaitan, yaitu Kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
ADVERTISEMENT
Dari penyerahan itu, hanya KKP yang mendapatkan opini Disclaimer atau Tidak Memberikan Pendapat. Tahun lalu, kementerian yang dipimpin Susi Pudjiastuti juga mendapatkan opini yang sama. Sementara sisanya mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), termasuk Kemenko Kemaritiman.
Luhut mengatakan, opini yang didapatkan KKP tahun ini harus disikapi dengan bijak. Salah satunya, Susi sebagai menteri harus mau banyak mendengar masukan dari berbagai pihak.
"Tadi ke KKP saya minta tolong sama Pak Dirjen sampaikan sama Ibu Menteri, kita dengerin apa kata mereka (masukan BPK). Kita harus belajar mendengar. Mau mendengar. Kesalahan kita kadang-kadang, kalau kita sudah duduk di kursi kekuasaan suka lupa mendengar," kata Luhut di Gedung BPPT usai menerima LHP BPK, Rabu (6/6).
ADVERTISEMENT
Perihal kesediaan seorang atas mau mendengarkan banyak pihak, kata Luhut menjadi kunci dalam bekerja. Katanya, meski mendengarkan sesuatu yang berbeda pendapat bisa saja membuat hati sakit tapi itu harus dilakukan agar komunikasi berjalan dalam suatu tim.
"Pak Presiden Jokowi itu memberikan contoh (yang baik). Teladan Pak Presiden itu kan mau dengar, berani ambil keputusan, tanggung jawab, dan teliti. Pemimpin itu keteladanan sesuai kata dengan tindakan itu saja. Itu saja. Enggak bisa semau kita. Kadang-kadang sakit. Tapi ya kita dengerin. Kalau tidak ada komunikasi tidak akan pernah jalan," bebernya .
Dia mengatakan itu juga yang dia alami saat berkarir sebagai anggota TNI dulu. Sebagai militer, korban prajurit di bawah kepemimpinannya adalah yang paling sedikit dalam semua operasi militer yang dikuti karena dia mau mendengarkan.
Menteri KKP Susi Pudjiastuti. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri KKP Susi Pudjiastuti. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
"Saya dengar. Tidak mesti saya harus nurut pada mereka. Tapi saya dengarkan baik-baik. Apa pikiran kamu. Kalau masuk akal saya, dan itu berlanjut sama saja dengan di sini. Hanya di sini bedanya sudah lebih banyak terlibat uang terlibat dana. Kalau di militer itu lebih banyak nyawa. Saya bilang kau kalau berlatih baik-baik peluang nyawamu kena sedikit. Di sini kalau kau main-main dengan angka, ya kau masuk penjara. Sekarang negara kita makin tertib," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Susi sendiri tidak hadir dalam penyerahan LHP di kantor Luhut dan digantikan dengan dirjen dan irjennya. Sementara tiga menteri lainnya datang. Tidak hanya kepada Susi, Luhut juga mengingatkan hal yang sama ke menteri lain terkait laporan BPK.
"Saya terima kasih ke Prof Rizal Djalil (anggota BPK) sudah mengingatkan, kami yang hadir di sini akan coba lebih baik dan harus lebih baik lagi. Komunikasi itu penting, kita akan perbaiki lebih bagus lagi nanti di Ibu Siti, Pak Jonan, Ibu Susi. Juga nanti saya minta Pak Irjen KKP, kan bapak pengalaman di PPATK, saya mohon tunjukkan ketelitian PPATK yang Anda dulu buat waktu saya Menko Polhukam kan bagus sekali. Saya mohon nanti supaya main di situ dan dibantu para dirjennya. Jadi kita harus tim, tidak pernah ada single fighter. Tidak akan berhasil," bebernya.
ADVERTISEMENT