Luhut Klaim Anak Sekolah Nikmati Makan Bergizi Gratis, Ekonomi Desa Tumbuh

9 Januari 2025 13:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pertemuan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan dengan Wakil dan anggota DEN. Foto: Instagram/ @luhut.pandjaitan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pertemuan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan dengan Wakil dan anggota DEN. Foto: Instagram/ @luhut.pandjaitan
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengeklaim anak-anak sekolah menikmati Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai berjalan sejak 6 Januari 2025. Program ini juga dinilai bisa menumbuhkan perekonomian desa.
ADVERTISEMENT
Luhut menyebutkan, banyak anak-anak yang belum pernah mendapatkan makan siang di sekolah karena kebanyakan dari mereka hanya membawa bekal uang untuk jajan.
"Hanya bawa uang jajan dan beli dan tak jelas. Tapi mereka sangat menikmati dengan ada makan bergizi," katanya saat konferensi pers, Kamis (9/1).
Selain itu, lanjut dia, program ini juga dinilai efektif meningkatkan perputaran uang di desa. Perekonomian di desa pun bisa tumbuh, ditambah dengan transfer Dana Desa dari pemerintah pusat.
Luhut menjamin kedua program itu bisa membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen di tahun 2029 atau hingga akhir pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Rp 1 miliar per desa roughly dari Dana Desa dan plus dengan makan tadi itu, kira-kira hampir Rp 9 miliar itu berputar di desa dan itu akan men-generate ekonomi di sana," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Anggota DEN Arief Anshory menambahkan program Makan Bergizi Gratis ini sangat progresif dari sisi redistribusi pendapatan. Sebab, setiap anak mendapatkan alokasi Rp 10 ribu per hari.
Pekerja menyiapkan hidangan Makan Bergizi Gratis di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/1/2025). Foto: Dok. kumparan
"Walaupun sifatnya semua orang dapat, universal, tapi sifatnya progresif. Itu directly income distribution improve," jelasnya.
Apalagi, lanjut Arief, jika sebuah rumah tangga memiliki dua anak sekolah, maka bisa mendapatkan makan setara Rp 400 ribu per bulan alias hampir mencapai 1 garis kemiskinan.
"Belum kalau kita kalau melihat dampak medium term satu tahun ke depan. Rumah tangga yang misalnya mereka kesulitan akan terbantu dengan ini, Rp 400 ribu besar ini hampir 1 garis kemiskinan," tandas Arief.