Luhut Klaim Perputaran Uang di Desa karena MBG Bisa Capai Rp 9 Miliar

15 Januari 2025 11:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 oleh IDN Times di Menara Global, Jakarta Selatan pada Rabu (15/1). Foto: Argya Maheswara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 oleh IDN Times di Menara Global, Jakarta Selatan pada Rabu (15/1). Foto: Argya Maheswara/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) membuat desa jadi lebih berdaya.
ADVERTISEMENT
Perputaran uang di desa berkat program Presiden Prabowo itu, ia sebut bisa mencapai Rp 9 miliar. Angka ini ia sebut akan berdampak pada pemerataan ekonomi.
Sebelumnya, hanya dengan dana desa, perputaran uang bisa mencapai Rp 1,1 miliar untuk satu desa.
“Kami hitung-hitung ya akan ada dana berputar di desa itu Rp 8 sampai Rp 9 miliar tahun-tahun (per tahun)," ujar Luhut dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 yang digelar IDN Times, Rabu (15/1).
Luhut menganggap MBG sebagai bentuk nyata dari implementasi ekonomi Pancasila. Hal ini karena MBG membutuhkan berbagai komoditas yang dihasilkan oleh desa, seperti ayam, telur, dan beberapa bahan pokok lainnya.
“Nah ini yang disebut Profesor Mubyarto dari UGM, ekonomi Pancasila. Jadi sebenarnya tanpa kita sadari, kita mulai mengimplementasikan apa itu ekonomi Pancasila. Jadi itu bagus, jadi bisa nanti mendorong pertumbuhan ekonomi kita juga,” lanjut Luhut.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono sebelumnya mendukung kenaikan anggaran MBG untuk mengakomodasi penerima yang lebih banyak, terutama dari kalangan siswa sekolah.
Program MBG rencananya menyasar lebih dari 17 juta siswa sekolahan pada tahun 2025 dengan anggaran Rp 71 triliun. Namun, kata Sudaryono, siswa sekolah di Indonesia lebih banyak dari itu.
"Saya enggak tau persisnya ya. Cuma saya kira kalau jumlah sekian belas juta siswa kan banyak ya, cuma siswa di Indonesia lebih banyak dari itu. Kalau mau dinaikin ya kita posisinya dukung, kan bagus juga untuk ekonomi kita," ungkapnya di Istana Negara, Selasa (14/1).