Luhut Klaim Temasek Terkagum-kagum dengan Danantara

19 Februari 2025 12:10 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sambutan pada acara kumparan The Economic Insights 2025 di The Westin, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sambutan pada acara kumparan The Economic Insights 2025 di The Westin, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Holding investasi asal Singapura Temasek disebut terkagum-kagum dengan keberadaan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara yang akan segera diluncurkan pada 24 Februari nanti.
ADVERTISEMENT
“Mereka (Temasek) juga ya apa namanya terkagum-kagum, kita bisa mengkonsolidasikan aset negara yang milenya mungkin bisa beberapa ratus miliar dolar,” ujar Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan dalam acara kumparan The Economics Insights 2025 di The Westin, Jakarta Selatan pada Rabu (19/2).
Menurut Luhut, nantinya dengan adanya konsolidasi aset negara dan dividen BUMN yang sudah ada, Danantara bisa memiliki dana awal yang mencapai USD 25 miliar dolar.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sambutan pada acara kumparan The Economic Insights 2025 di The Westin, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
“Yang penting sekarang kita menyiapkan proyeknya, proyek yang saya kira cukup banyak,” kata Luhut.
Salah satu strategi Danantara nantinya adalah proyek Seaweed, Genome Sequencing dan kecerdasan buatan atau AI.
“Karena seaweed ini menciptakan lapangan kerja yang bagus tapi risetnya harus bagus, yang side cost-nya juga tidak terlalu mahal, kemudian juga sama tadi dengan apa, genome sequencing, karena genome sequencing ini saya kira akan menjawab ketahanan pangan, kemudian AI saya kira juga yang terpenting,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Terkait AI, Luhut melihat biaya pengembangan untuk membuat AI generatif tidak mahal. Maka dari itu menurutnya Indonesia harus mulai mengembangkan AI generatif seperti Deepseek yang dikembangkan oleh China.