Luhut: Lonjakan Kasus COVID-19 Bikin Investor Wait and See

14 Juli 2021 11:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI
ADVERTISEMENT
Pengendalian penularan kasus COVID-19 menjadi indikator penting bagi investor untuk menanamkan modal di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, investor menunda investasi setiap kasus aktif harian naik.
ADVERTISEMENT
“Setiap kasus naik menyebabkan investor menimbang kembali investasi atau yang disebut wait and see,” kata Luhut saat Investor Daily Summit 2021, Rabu (14/7).
Selain meningkatnya penularan kasus harian aktif, penurunan daya beli akibat turunnya kepercayaan konsumen turut mempengaruhi keputusan investasi. Apalagi dengan adanya berbagai pembatasan kegiatan, termasuk PPKM Darurat yang turut berdampak pada daya beli masyarakat.
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan meninjau sentra vaksinasi di JIEXPO Kemayoran jelang pemberlakuan PPKM Darurat. Foto: Instagram.com/luhut.pandjaitan
Kendati demikian, Luhut optimistis kawasan industri strategis khususnya di Indonesia Timur masih memiliki prospek sangat bagus di tengah pandemi. Bahkan, Luhut mengeklaim belum ada investor yang mengurungkan niatnya untuk membatalkan rencana investasi di kawasan tersebut.
“Kalau Saya lihat di Indonesia Timur dalam industri strategis belum ada penurunan keinginan untuk investasi di sini,” imbuhnya.
Berdasarkan catatannya, saat ini realisasi penanaman modal baru sekitar 24,4 persen dari target tahun ini. Pada tahun ini, pemerintah menargetkan penanaman modal nasional sebesar Rp 900 triliun.
ADVERTISEMENT
Secara lebih rinci, Luhut mencatat realisasi penanaman modal asing sekitar 23,8 persen dan penanaman modal dalam negeri mencapai sekitar 25,1 persen dari target.
“Dan saya kira ini masih sangat bagus untuk mendorong investasi. Pemerintah menyiapkan kawasan industri strategis kawasan Morowali Utara, kawasan Pulau Obi, kawasan Tanah Kuning, dan kawasan Weda Bay yang banyak bergerak di bidang hilirisasi mineral,” jelas Luhut.