Luhut Mau Gandeng China Kembangkan Sawah Padi di Kalteng

22 April 2024 8:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dan Menlu China Wang Yi di Danau Toba, Sumatera Utara, Selasa (12/1/2020). Foto: Kemenko Marves
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dan Menlu China Wang Yi di Danau Toba, Sumatera Utara, Selasa (12/1/2020). Foto: Kemenko Marves
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan China akan membantu Indonesia mengembangkan sawah di wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng).
ADVERTISEMENT
Hal tersebut merupakan salah satu hasil pertemuan ke-4 High-Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) Indonesia dengan China. Menurut Luhut, teknologi pertanian China sudah sangat maju.
"Saya sudah lapor ke Pak Presiden, kita minta mereka memberikan teknologi padi mereka di mana, mereka sudah sangat sukses menjadi swasembada dan mereka bersedia, kita tinggal sekarang mencari local partner-nya untuk membuat di Kalimantan Tengah," ujarnya melalui Instagram @luhut.pandjaitan, dikutip Senin (22/4).
Lahan persawahan di Kalteng sudah disiapkan sejak lama dengan luas mencapai 1 juta hektare. Kerja sama ini, kata dia, akan dilakukan secara bertahap mulai dari 100-200 ribu hektare.
Selain itu, Luhut memastikan padi yang dihasilkan dari sawah tersebut akan dibeli oleh Perum Bulog sebagai offtaker-nya. Dia berharap proyek ini bisa dimulai 6 bulan mendatang.
ADVERTISEMENT
"Kita berharap 6 bulan dari sekarang mungkin kita sudah mulai dengan proyek ini, tinggal kita sekarang mau ajak anak-anak muda Indonesia yang bidang pertanian untuk ikut di situ," tuturnya.
Kerja sama ini, kata Luhut, merupakan buntut keresahan pemerintah karena Indonesia tak kunjung mencapai swasembada beras dan selalu impor hingga 2 juta ton setiap tahunnya.
"Padi ini menurut saya menjadi sangat serius karena selalu masalah kita, karena padi, beras, selalu kita impor 2 juta lah, 1,5 juta lah dan seterusnya, jadi kalau program ini jalan, dan menurut saya harus jalan," tegas Luhut.
Luhut menyebutkan, meskipun awalnya hanya meminta 4-5 ton saja, dari kerja sama itu diharapkan ada produksi beras 400 ribu ton di Pulang Pisau, Kalteng. Dia yakin bisa menjadi solusi masalah pangan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Sudah hampir 2 juta bisa kita teruskan dengan yang lain, ya sudah selesai masalah ketahanan pangan kita untuk tadi beras, kita akan menjadi lumbung pangan nanti ke depannya yang harusnya demikian," kata dia.
Adapun Forum HDCM ini, menurut Luhut, sekaligus menjadi bukti bahwa pemerintahan Indonesia selanjutnya akan terus melanjutkan kebijakan Presiden Jokowi dan meneruskan persahabatan yang kuat dan kerja sama yang konstruktif antara Indonesia dan China.