Luhut Minta Pertamina & Maskapai Kerja Sama Kembangkan Bioavtur

18 September 2024 13:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsr Pandjaitan di Bali Airshow Internasional di Bali, Rabu (18/9). Foto: Instagram @luhut.pandjaitan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsr Pandjaitan di Bali Airshow Internasional di Bali, Rabu (18/9). Foto: Instagram @luhut.pandjaitan
ADVERTISEMENT
Pemerintah masih menyusun peta jalan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan di sektor penerbangan. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mendorong Pertamina bekerja sama dengan maskapai mengembangkan Bioavtur atau sustainable aviation fuel (SAF).
ADVERTISEMENT
"Nanti kita minta Pertamina kerja sama dengan beberapa airline untuk melakukan studi lanjutan dengan palm oil maupun seaweed," kata Luhut saat meninjau pameran Bali Airshow Internasional di Bali, Rabu (18/9).
Luhut menyatakan, Indonesia berpotensi memproduksi bioavtur dengan bahan baku rumput laut, ampas beras, minyak sawit dan lain sebagainya. Sejumlah negara bahkan berniat membuka perusahaan Bioavtur di Indonesia.
"Melihat ekonomi kita yang sekarang mereka lihat sangat menjanjikan dengan hilirisasi, digitalisasi, e-catalog, dan seterusnya, dan resource mineral kita yang banyak, maka mereka lihat Indonesia menjadi hub. Banyak tadi menyampaikan pengen membuat industrinya di sini," sambungnya.
Menko Marves Luhut Binsr Pandjaitan di Bali Airshow Internasional di Bali, Rabu (18/9). Foto: Instagram @luhut.pandjaitan
PT Garuda Indonesia (GIIA) melakukan penerbangan komersial berbahan bakar Bioavtur J2.4 yang ramah lingkungan pertama di Indonesia pada Jumat (27/10/2023) lalu. Pesawat milik Garuda yang terbang dengan avtur bersih ini jenis Boeing 737-800 NG. Tujuannya dari Jakarta ke Solo.
ADVERTISEMENT
Produksi bioavtur berasal dari PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) yang didistribusikan PT Pertamina Patra Niaga (PPN). Bioavtur dibuat oleh Green Refinery RU IV Cilacap dengan kandungan renewable 2,4 persen dengan kapasitas 9 KBPD melalui metode co-processing.
Produk SAF ini bila digunakan oleh maskapai berpotensi menurunkan emisi karbon industri penerbangan sebesar 22 ribu Ton CO2e per tahun.