Luhut Proyeksi Rupiah Bakal Tembus Rp 16.000 per Dolar AS

29 November 2022 21:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan usai menemani Presiden Jokowi untuk menerima kunjungan eks PM Inggris Tony Blair di Istana Jakarta, Rabu (19/10/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan usai menemani Presiden Jokowi untuk menerima kunjungan eks PM Inggris Tony Blair di Istana Jakarta, Rabu (19/10/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku tidak ambil pusing dengan nilai tukar rupiah yang terus melemah di atas Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 20,5 poin di level Rp 15.742 per dolar AS dalam penutupan sore ini, Selasa (29/11).
Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi bukan karena kondisi ekonomi Indonesia yang buruk, melainkan karena adanya faktor eksternal yakni kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) yang agresif dilakukan sepanjang 2022.
"Jadi kalau nanti sampai The Fed akan tekan which is kayanya enggak lagi. Dia (dolar AS) sampai Rp 16.000, it's okay, nanti kita akan adjust pelan-pelan lagi ke bawah. Jadi semua manageable, semua by design, bukan karena ekonomi kita enggak bagus," ujar Luhut dalam acara PermataBank Wealth Wisdom 2022 di The Ritz-Carlton Pacific Place, Selasa (29/11).
ADVERTISEMENT
Menurut dia, saat ini hampir seluruh mata uang di dunia terdepresiasi akibat kenaikan suku bunga The Fed. Tidak hanya itu, nilai tukar rupiah di antara negara lain tidak terdepresiasi secara mendalam.
Untuk itu, Luhut yakin meski rupiah melemah hingga tembus Rp 16.000 pun akan dengan mudah diturunkan secara perlahan, karena kondisi ekonomi Indonesia masih cukup baik. Ia melihat, kondisi ekonomi Indonesia saat ini dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2022 sebesar 5,7 persen membuat Indonesia menjadi cukup menarik di mata para investor asing.
Luhut juga berupaya memanfaatkan kesempatan ini untuk mendorong agar investor asing menegaskan komitmen dengan berinvestasi di Indonesia. Dengan semakin banyak aliran dana investasi masuk ke Indonesia, sambung dia, maka akan memperkuat perekonomian dalam negeri termasuk memperkuat nilai tukar rupiah.
ADVERTISEMENT
"Tadi saya makan sama pengusaha-pengusaha Tiongkok ini, ngapain kamu taruh duitmu di Singapura? Taruh saja di sini roll over di Indonesia, kami kan bagus. Jawabannya tadi, we will do it (kami akan lakukan itu)," pungkas Luhut.