Luhut: RI Harus Jadi Pusat Perdagangan Karbon Dunia
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia harus menjadi pusat dari perdagangan karbon dunia. Hal ini sejalan dengan komitmen penuh pemerintah agar Tanah Air bebas emisi karbon pada 2060.
ADVERTISEMENT
Demi target itu, para pelaku industri hulu minyak dan gas diminta melakukan inovasi dengan menggunakan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dalam mengebor sumur.
“Untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat CCS dengan mendorong komitmen kolektif industri, badan usaha milik negara, dan sektor swasta untuk mendorong agenda CCS di Indonesia,” katanya dalam pembukaan The 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023, di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/9) secara virtual.
Teknologi CCS dan CCUS saat ini menjadi tren di industri hulu migas agar aktivitas produksi tetap bisa menerapkan aspek lingkungan untuk mengurangi kerusakan iklim. Tapi biayanya tak murah.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, Saat ini terdapat 16 proyek CCS/CCUS di Indonesia yang masih tahap studi dan persiapan, dan sebagian besar ditargetkan beroperasi sebelum 2030.
ADVERTISEMENT
Karena itu, alam acara ICIUOG yang dihadiri ratusan peserta pelaku industri migas dari berbagai dunia, Luhut mengatakan investasi di hulu migas harus berkelanjutan. Apalagi Indonesia punya target produksi 1 juta barel minyak mentah per hari dan 12 miliar kaki kubik gas pada 2030.
“Jadi saya ingin mengajak saudara semua untuk memperkuat kolaborasi, kemitraan dan inovasi pada beberapa hal strategis yang penting antara lain, satu, investasi berkelanjutan pada hulu migas Indonesia. Pemerintah Indonesia akan selalu menyambut setiap masukan dan saran untuk memastikan keuntungan bersama dan bersama,” ujarnya.
Selain itu, Luhut juga berharap para pelaku industri hulu migas bisa mengeksplorasi migas dengan lebih efektif dan efisien, termasuk melakukan digitalisasi proses bisnis untuk memberdayakan daya saing.
ADVERTISEMENT
“Kita juga harus memperkuat hilirisasi gas alam untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari produk petrokimia bernilai tinggi seperti amonia, termasuk amonia biru dan hijau, serta metanol, termasuk metanol biru dan hijau, sebagai prioritas utama bagi Indonesia,” ujarnya.