Luhut Sebut Ada 6 Juta Hektar Kebun Sawit Bertahun-tahun Tak Bayar Pajak

2 Desember 2024 16:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pertemuan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan dengan Wakil dan anggota DEN. Foto: Instagram/ @luhut.pandjaitan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pertemuan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan dengan Wakil dan anggota DEN. Foto: Instagram/ @luhut.pandjaitan
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan adanya 6 juta hektar kebun sawit yang belum memenuhi kewajiban membayar pajak. Padahal, jumlah perkebunan sawit di RI mencapai 18 juta hektar.
ADVERTISEMENT
"Jadi 6 juta hektar (perkebunan sawit), bertahun-tahun tidak bayar pajak. Ini fakta ini," kata Luhut dalam acara VPL ATA X-Plore, Senin (2/12).
Luhut menyoroti 6 juta hektar lahan perkebunan sawit yang tidak terdata tersebut memiliki potensi besar sebagai sumber pendapatan negara."Itu source of revenue," imbuhnya.
Ketika menjabat sebagai Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut mengatakan dirinya melapor kepada Presiden Jokowi agar penanganan ini dilakukan sederhana, seperti cara militer. Menurut dia, lebih baik hal ini diselesaikan dengan dikenakan penalti.
"Saya bilang ke Presiden, enggak usah dibawa ke legal, jadi gimana, penalti saja karena ini melanggar aturan. Jadi dia (perusahaan sawit) kena penalti, ditentukan KLHK berapa penaltinya," kata Luhut di The Westin Jakarta, Selasa (9/5).
Ilustrasi lahan kelapa sawit. Foto: Bloomberg Creative/Getty Images
Apabila tak dibayar, maka lahan sawit tersebut bisa diambil pemerintah untuk dikelola BUMN Perkebunan Nusantara PTPN.
ADVERTISEMENT
"Kalau dibawa ke pengadilan, nanti seperti BLBI, 23 tahun enggak selesai. Ada pengadilan macam-macam sampai langit ke tujuh," ujarnya.
Cara sederhana namun efektif ini, Luhut dapat dari pengalamannya sebagai prajurit TNI. "Jadi di tentara itu ada azas simplicity dalam melakukan serangan. Itu saya pegang. Karena saya tentara," kata dia.
Cara itu dapat dilakukan, asalkan tak ada kepentingan politiknya. "Jadi sederhana saja kita buat. Bikin rumit malah kita sendiri yang jadi rumit. Sepanjang enggak ada kepentingan politik," ujar Luhut.