Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Luhut Sebut Hilirisasi Nikel buat RI Jadi Pemain Baterai Kendaraan Listrik Dunia
13 November 2022 12:51 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, memastikan Indonesia sedang fokus untuk hilirisasi nikel . Ia menegaskan hilirisasi tersebut akan membuat Indonesia menjadi pemain baterai kendaraan listrik dunia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Luhut menyebut, kehadiran Robin Zeng sebagai pendiri Contemporary Amperex Technology (CATL), juga penting karena menjdi mitra yang baik dalam baterai lithium.
“Mereka juga akan memproduksi baterai baru sebesar 265 gigawatt hour dalam 3 juta ton EV. Kita juga membidik 11 gigawatt sektor hydropower yang berpotensi di Kalimantan Utara, kontraksi dimulai kapan saja, (bisa) kuartal I tahun depan (2023),” ujar Luhut pada B20 Summit di Bali, Minggu (13/11).
Luhut menganggap dengan digitalisasi dalam mengatur sumber daya alam bisa juga membuat korupsi di Indonesia berkurang. Sehingga pendapatan negara, industri lokal, dan UMKM dapat meningkat. Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai emisi nol (net zero emission) pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat.
ADVERTISEMENT
“Kita juga sangat mendukung adopsi energi terbarukan. Meski demikian, Indonesia akan menyeimbangkan target emisi dengan target pertumbuhan ekonomi,” ujar Luhut.
Luhut Targetkan RI Bisa Produksi Baterai Kendaraan Listrik Sendiri di 2024
Luhut bicara target Indonesia dapat memproduksi baterai kendaraan listrik di tahun 2024. Hal tersebut seiring dengan pengembangan hilirisasi industri nikel.
"Kita sudah tidak rely to commodity lagi, dulu kita hanya ekspor ore nikel saja, kita sekarang sudah masuk ini. Soon we have to be here, second quarter 2024 we are going to produce our own lithium battery," ujar Luhut saat 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Kamis (10/11).
Rencana tersebut seiring dengan pembangunan Kawasan Industri Kalimantan Utara (Kaltara) yang termasuk ke dalam proyek strategis nasional (PSN). Proyek senilai USD 132 miliar ini ditargetkan rampung di tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Dia memaparkan, kawasan industri ini nantinya akan memproduksi electronic alumina sebesar 3 juta ton, besi dan baja sebesar 5 juta ton, dan new energy battery untuk kendaraan listrik (electric vehicle/EV) sebanyak 265 gigawatt (GW).