Luhut Sebut Zona Ekonomi Eksklusif RI Berpotensi Meluas

28 Februari 2020 19:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Dok. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Dok. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia berpotensi mendapatkan submisi landasan kontinen di luar 200 mil wilayah laut. Menko Maritim dan Investasi, Luhut B Pandjaitan mengatakan, terdapat 3 wilayah perairan yang berpeluang besar untuk didapatkan, yakni di utara Papua, di sisi selatan barat Pulau Sumatera, hingga selatan Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
“Kita mendapat submisi di tiga tempat, satu di utaranya Pulau Papua, satunya itu sebelah baratnya Sumatera, satunya lagi di lautan Jawa. Itu luasnya besar sekali, misalnya yang di Sumatera itu kira-kira sebesar pulau Sulawesi,” ujar Luhut usai memimpin rapat mengenai isu kemaritiman di kantornya, Jakarta, Jumat (28/2).
Luhut mengatakan, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengelola wilayah perairan tersebut. Apalagi, pada tanggal 4 Maret mendatang tim yang tergabung dalam 9 kementerian bakal mempresentasikan submisi Indonesia ini di hadapan Sidang Komisi Batas Landas Kontinen PBB.
Khusus untuk Papua yang berbatasan dengan beberapa negara tetangga, Palau Federasi Mikronesia, serta Papua Nugini, saat ini Luhut tengah berupaya melobi negara-negara tersebut.
“Dengan beberapa sudah mulai dilobi, kayaknya Insyaallah bisa diberesin. Ada sebagian sudah jalan, ada satu yang sudah, dengan Palau sudah ketemu 6 Agustus 2019, dengan Papua dan juga nanti dengan Mikronesia ketemu di New York,” ujar Luhut.
Ilustrasi keindahan alam bawah laut Bunaken Foto: Shutter Stock
Luhut menyatakan akan banyak sekali potensi sumber daya yang bisa dikelola Indonesia di wilayah itu. Ia mengambil contoh Singapura yang menemukan cadangan nikel dengan cara serupa.
ADVERTISEMENT
“Kalau ini nanti dapat ya kita kan ndak tahu juga bahwa nanti ke depan ada saja mungkin mineral atau apa yang bisa diambil mungkin generasi 10 tahun 20 tahun yang akan datang. Singapura itu menemukan cadangan nikel yang besar sekali di dekat Pasifik,” jelasnya.
Proses tersebut menurut Luhut bisa memakan waktu 3-4 tahun, jika berjalan lancar. Serta tak tertutup kemungkinan nelayan-nelayan bisa memanfaatkan potensi kelautan tersebut.
“3-4 tahun kira-kira (prosesnya). Kita untuk melakukan mulai kerja sama eksplorasi, bisa juga nelayan kita di sana, dasar lautnya itu yang bisa menjadi ini seperti apa namanya ZEE, kalau ini dalam konteks landas continent,” pungkas Luhut.