Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sebanyak 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China akan tiba di Sulawesi Tenggara (Sultra) pada akhir Juni 2020. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah mengkonfirmasi kehadiran para pekerja dari China tersebut.
ADVERTISEMENT
Para TKA China tersebut rencananya akan bekerja PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel. Kedatangan 500 TKA China ke Sultra diklaim untuk mempercepat pembangunan smelter dengan teknologi RKEF (rotary kiln-electric furnace).
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan mengatakan, kedatangan 500 TKA akan membuka lapangan pekerjaan yang lebih besar.
“Tenaga asing apa sih, dia datang 500 orang untuk 5.000 orang,” urainya dalam Webinar DPP PGK Series#3 Tantangan Investasi dan Dunia Usaha, serta Dinamika Ketenagakerjaan, Minggu (28/6).
Luhut melanjutkan, TKA asal China hanya akan bekerja sementara waktu. Mereka akan melakukan sharing ilmu kepada tenaga kerja lokal.
“500 orang tapi mereka hanya 6 bulan tinggal, ada yang 3 bulan ada yang 1 bulan tergantung keahlian masing-masing dia harus teknologi transfer. Wajib hukumnya ada teknologi transfer,” tegas Luhut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Luhut menuturkan, jika sesuai rencana akan tercipta hingga 250 ribu lapangan pekerjaan pada tahun 2024 di Sulawesi Tenggara.
“Jadi kami koordinasi dengan Bu Ida (Menteri Ketenagakerjaan), kita nggak mungkin jual republik ini,” tambah Luhut.
Sebelumnya, Gubernur Sultra Ali Mazi bersama sejumlah pejabat daerah memang sempat menolak rencana kedatangan 500 TKA China di Sultra itu. Namun, belakangan ratusan TKA China diizinkan masuk.
“Memang kita kan tidak melarang, dulu kita minta untuk ditunda karena suasana kebatinan karena kita akan menghadapi bulan puasa. Saya minta ke pihak perusahaan untuk ditunda sampai selesai bulan puasa, sekarang sudah selesai mereka datang kembali untuk meminta izin lagi,” terang Ali Mazi saat ditemui awak media di gedung Paripurna DPRD Sultra, pada Selasa (16/6).
ADVERTISEMENT