Luhut soal Ekspor Pasir Laut : Negara Untung, Asal Tidak Rusak Lingkungan

8 Oktober 2024 14:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan PT LBM Energi Baru Indonesia, yang memproduksi bahan katoda Lithium Iron Phosphate (LFP) di Kawasan Industri Kendal, Selasa (8/10/2024). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan PT LBM Energi Baru Indonesia, yang memproduksi bahan katoda Lithium Iron Phosphate (LFP) di Kawasan Industri Kendal, Selasa (8/10/2024). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka suara terkait rencana ekspor pasir laut ke Singapura. Luhut menilai kegiatan itu memberikan keuntungan bagi negara.
ADVERTISEMENT
"Ya kalau itu mendapatkan keuntungan untuk negara, kenapa tidak? Asal tidak merusak lingkungan. Jadi kita semua hati-hati," ujar Luhut di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, Selasa (7/10).
Luhut menyebut, yang akan dikeruk dan diekspor ke Singapura merupakan sedimen yang ada di dasar laut, bukan pasirnya. Karena itu, menurutnya tidak merusak lingkungan sebab akan diperbaharui lagi oleh alam. Untuk itu, ia meminta masyarakat tak khawatir bila ekspor pasir laut ini akan merusak lingkungan.
"Itu kan yang diambil sedimen, pasti akan diisi lagi oleh alam," sebut Luhut.
Saat ini, katanya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) masih menghitung kuota yang akan diberikan perusahaan yang dapat izin ekspor. Soal ada nama Hashim Djojohadikusumo dan Yusril Ihza Mahendra yang ikut tender ekspor ini, Luhut mengaku belum tahu.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengatakan setidaknya ada 1 miliar kubik pasir yang siap dikirim ke luar negeri. Menurut perhitungannya, penerimaan negara dari ekspor pasir laut 1 miliar kubik mencapai Rp 66 triliun.
"Permintaannya banyak. Kalau saya lihat dari jumlah permintaan, lebih dari 1 miliar kubik. Dari 1 miliar kubik saja, negara mendapat Rp 66 triliun dengan (menggunakan) aturan yang sekarang,” kata Trenggono saat acara pelepasan ekspor tuna kaleng dari Banyuwangi ke Kanada, di Banyuwangi, Senin (30/9).
Namun Trenggono tak merinci detail negara mana saja yang mengajukan permintaan. Dia hanya menegaskan dibukanya keran ekspor pasir laut sebagai upaya optimalisasi penerimaan negara bukan hanya dari pajak melainkan sektor lain yang alam berikan.
ADVERTISEMENT