Luhut Tagih Pencairan Dana Transisi Energi JETP Rp 300 Triliun

24 Juni 2023 18:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan gelar konferensi pers di media center KTT G20, Bali, Selasa (15/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan gelar konferensi pers di media center KTT G20, Bali, Selasa (15/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menagih komitmen pendanaan transisi energi Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai USD 20 miliar atau setara Rp 300 triliun.
ADVERTISEMENT
JETP merupakan skema pendanaan untuk transisi energi di Indonesia sebesar USD 20 miliar untuk mendukung program energi berkelanjutan, yang diluncurkan saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
“Dari Indonesia, semua persiapan-persiapan untuk USD 20 miliar (JETP) itu dari Pak Rachmat dan timnya sudah siap, nah ini tinggal dari mereka. Ini hasil dari G20, jadi apakah uangnya ada apa enggak, dialah yang ngomong,” ujar Luhut saat ditemui di Djakarta Theater, Sabtu (24/6).
Luhut menegaskan tidak ada kendala dari pemerintah Indonesia. Pihaknya telah menyiapkan program dari pendanaan JETP.
“Kendalanya ya tanya mereka. Kalau dari kita tidak ada kendala, kita sudah siapkan kok, mana yang coal firing dan proyek-proyeknya. Paralel semua,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ketua percepatan investasi di IKN Nusantara ini menyampaikan, pemerintah sedang menagih komitmen pendanaan yang diumumkan Negara AS saat KTT G20 di Bali tahun lalu.
“Satu-satunya negara di dunia yang sukses sampai hari ini dari pihak kita masalah early retirement coal fire itu Indonesia. Anda boleh buka Google, justru sekarang kita kejar Amerika Serikat dan para grupnya, mana uangnya?,” tanyanya saat paparan di Indonesia Net Zero Summit.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan setengah dari pendanaan JETP senilai USD 20 miliar merupakan pinjaman komersial.
Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan saat ini bunga pinjaman pendanaan JETP sudah ada dan berbeda tergantung asal pinjaman, namun dia tidak merinci lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
"Beberapa sudah ada (bunga), kan bentuknya macam-macam ada grant (hibah), concessional loan, ada technical assistance, commercial loan, ada juga sifatnya garansi, ada yang full komersial biasa," jelasnya kepada wartawan di Ayana Hotel Midplaza Jakarta, Rabu (10/5).
Dadan mengungkapkan, dari total USD 20 miliar, pinjaman JETP senilai USD 10 miliar berasal aliansi perbankan yakni Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) yang terdiri dari Bank of America, Citibank, Deutsche Bank, HSBC, Macquaire, MUFG dan Standard Chartered serta bank pembangunan multilateral lainnya.