Luhut Tanggapi Prabowo Soal Ibu Pertiwi Diperkosa

8 April 2019 12:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi pernyataan Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto saat berpidato di kampanye akbar Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya, Prabowo menyebut banyak hak-hak rakyat Indonesia yang sudah diinjak-injak. Bahkan ia mengungkapkan sebuah perumpamaan yang begitu keras, yakni Ibu Pertiwi sedang diperkosa.
Menurut Luhut, pernyataan ini tidak masuk akal. Sebab, saat ini pertumbuhan ekonomi negara sedang baik. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sekitar USD 1,1 triliun dengan populasi masyarakat lebih dari 200 juta. Inflasi yang berada di kisaran 3 persen juga dianggap Luhut sebagai bukti bahwa Indonesia dalam kondisi yang baik.
"Negara kita ini negara yang besar dengan sumber daya alam yang hebat. Pertumbuhan kita bagus semua, mulai dari ekonomi dan sebagainya. Jadi kalau ada orang yang bilang negeri kita diperkosa, mungkin diperkosa sama dia," katanya saat ditemui di Plasa Telkom, Jakarta, Senin (8/4).
ADVERTISEMENT
Luhut juga menjelaskan jumlah unicorn yang ada di Indonesia terbanyak di Asia. Berbagai infrastruktur dibangun untuk membuat keseimbangan harga terjadi di semua sektor.
"Pertumbuhan ekonomi kita memang cerminkan turun sejak tahun 2009, tapi itu kan karena harga-harga komoditas turun. Angka kemiskinan kita turun di bawah 10 persen. Jadi kalau ada yang bilang negara kita susah dimananya? Negara kan harus membuat adanya keseimbangan," paparnya.
Dia juga tampak menyindir sikap Prabowo yang sempat marah dalam debat Capres keempat. Menurutnya, dalam bernegara tidak sepatutnya pemimpin menunjukkan sikap marah, apalagi kepada masyarakat.
"Jangan hanya marah-marah saja melarang orang tertawa. Namanya kita negara demokrasi, orang kan bebas mau tertawa mau apa. Bagaimana dia mau bernegara kalau tertawa saja dilarang?" pungkas Luhut.
ADVERTISEMENT