Luhut Targetkan 149 Pelabuhan Akan Jadi Smart Port dalam 2 Tahun

28 Desember 2022 15:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko bidang kemaritiman Luhut B Pandjaitan bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau pelabuhan Kuala Tanjung, Medan. Foto: Dok. humas Menko Maritim
zoom-in-whitePerbesar
Menko bidang kemaritiman Luhut B Pandjaitan bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau pelabuhan Kuala Tanjung, Medan. Foto: Dok. humas Menko Maritim
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menargetkan 149 pelabuhan di Indonesia akan menjadi green and smart port (pelabuhan berbasis teknologi dan berkelanjutan) pada 2024 mendatang. Ia menyebutkan saat ini sudah 14 pelabuhan selesai transformasi menjadi pelabuhan berbasis teknologi dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Luhut merinci dari 149 pelabuhan tersebut ada 112 pelabuhan milik Pelindo. Sementara 37 sisanya merupakan pelabuhan di bawah instansi lain, termasuk pihak swasta dan Kemenhub.
“Ini semua harus kita bangun, semua saya harapkan harus bisa selesai dalam waktu dua tahun ke depan. Tahun depan saya berharap kita bisa menyelesaikan 149 supaya digital. Tahun ini 14 pelabuhan,” tutur Luhut pada acara Green Port Awarding di Kemenkomarves, Rabu (28/12).
Transformasi digital yang dilakukan pada 14 pelabuhan ini, kata Luhut, akan direplikasikan kepada 149 pelabuhan lainnya.
“Sekarang sudah bisa 14 pelabuhan. Kalau sudah 14 ini jadi, kita replicate ke tempat yang lain,” ujar Luhut.
Luhut merasa ekosistem digital akan berfungsi untuk mengurangi praktik korupsi dan operasi tangkap tangan (OTT). Pembangunan green and smart port, kata Luhut, juga merupakan bagian dari komitmen pemerintah mengurangi emisi karbon di sektor transportasi laut yang dinilai berkontribusi besar untuk emisi gas rumah kaca.
ADVERTISEMENT
Luhut memaparkan International Maritime Organization (IMO) menargetkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor transportasi laut sebesar 40 persen pada tahun 2030, dan 70 persen pada tahun 2050 dibandingkan dengan baseline emisi tahun 2008.
"Saya ingin tunjukkan kepada dunia bahwa program green and smart port merupakan bagian dari komitmen Indonesia menuju net zero emission 2060 or sooner," tutur Luhut.