Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Luhut Temui Presiden Afrika Selatan, Bahas Rencana Impor Sapi dan Kedelai
12 Juli 2023 10:42 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan jajaran menteri di negara tersebut. Pertemuan ini membahas banyak isu untuk mempersiapkan kehadiran Presiden Jokowi dalam gelaran KTT BRICS yang akan dilaksanakan minggu ketiga bulan Agustus nanti.
ADVERTISEMENT
Dalam KTT ini nantinya diharapkan akan terjadi kesepakatan terkait impor sapi dan kedelai yang akan ditandatangani pada saat kunjungan ini.
"Sebagai langkah awal, kami sedang mengeksplorasi potensi kerja sama impor 50.000 ekor sapi dan 300.000 ton kedelai dari Afrika Selatan," kata Luhut dalam unggahan di Instagram pribadinya, Rabu (12/7).
Mantan Kepala Kantor Staf Presiden ini menjelaskan Indonesia perlu impor sapi karena harganya masih tinggi di dalam negeri. Kementerian Pertanian mencatat, Indonesia masih membutuhkan 40 persen komoditas tersebut.
Selain itu kebutuhan 3 juta ton kedelai di dalam negeri juga harus dipenuhi. "Inilah upaya kami untuk menyiasati tingginya kebutuhan akan kedua komoditas itu," terangnya.
Hal lain yang tidak kalah penting dari kedatangan Luhut ke sana membahas soal peluang Pertamina dan PLN memasok listrik ke Afrika Selatan. Rencananya listrik dipasok dari gas Pertamina di Mozambik.
ADVERTISEMENT
"Selain itu kami juga tengah menjalin relasi antara BUMN dengan pengusaha di Afrika Selatan yang fokus kepada pertambangan mineral kendaraan listrik, perdagangan business to business, keamanan energi-minyak dan gas, hingga perubahan iklim," terangnya.
Perjalanan rombongan Luhut ke Afrika juga dimotori oleh spirit berbagi pengalaman tentang bagaimana industri hilirisasi mineral yang sedang didorong di dalam negeri menciptakan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi bangsa, serta visi menciptakan ekosistem industri kendaraan listrik yang kompetitif.
Dia berharap penjajakan ini berhasil, mengingat hubungan erat Indonesia dan Afrika Selatan yang terjalin lebih dari 68 tahun dalam Semangat Bandung yang memprakarsai perjuangan kemerdekaan bagi negara-negara di Afrika.
"Inilah komitmen kami terhadap solidaritas global untuk menciptakan kerja sama ekonomi yang kokoh, pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan, serta menciptakan kesejahteraan rakyat kami bersama-sama," ujarnya.
ADVERTISEMENT