Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Luhut Ungkap Bakal Ada Pusat Riset Baterai di Morowoli, Gandeng Peneliti China
29 Juli 2024 11:24 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pemerintah akan membangun pusat riset baterai kendaraan listrik di Morowali, Sulawesi Tengah, menggandeng peneliti dari China.
ADVERTISEMENT
Luhut menjelaskan, pemerintah sudah menegaskan komitmen agar Indonesia menjadi pemimpin di industri baterai kendaraan listrik dari hulu (upstream) hingga hilir (downstream).
"Jadi kita akan memiliki pusat penelitian sendiri, kami ingin membuat pusat penelitian yang lebih besar di Morowali. Jadi dengan ini disatukan, kita dapat mengundang semua lembaga terkemuka untuk menjadi bagian dari pusat penelitian ini di Morowali," ungkapnya saat Indonesia Battery Summit 2024, Senin (29/7).
Luhut melanjutkan, Indonesia telah membangun industri daur ulang (recycle) baterai di Morowali yang dapat mendaur ulang dan mengekstrak 99,5 persen nikel dari baterai bekas sepeda motor dan mobil.
"Menurut saya, merupakan bagian yang sangat penting dari industri hijau. Jadi Indonesia ingin, dari pusat penelitian ini, melampaui industri kita sendiri," tegasnya.
Lebih lanjut, untuk mengembangkan pusat riset tersebut, Luhut menyebut pemerintah sudah meminta universitas-universitas terkemuka di Indonesia ikut serta di penelitian ini, hingga mengirimkan 42 mahasiswa untuk belajar langsung dan melakukan penelitian di China.
ADVERTISEMENT
"Dan beberapa peneliti dari China juga mengundang mereka untuk datang bergabung dengan kami di zona penelitian khusus di Morowali. Jadi ini menurut saya, terobosan yang akan dilakukan pemerintah Indonesia," tegas dia.
Saat ditemui usai acara, Luhut menegaskan keterlibatan penelitian bersama China juga sekaligus untuk membahas terkait perkembangan baterai kendaraan listrik dari Lithium Ferro-Phosphate (LFP), sebagai bahan baku alternatif nikel.
"(Kerja sama LFP dengan China) ya masih jalan, masih sekarang saya kira research-nya kita pengin sekarang lakukan bersama dengan mereka yang saya sampaikan tadi kita sedang menyiapkan area untuk special research center, special zone, special research gitu di daerah Morowali," ujarnya.