Luhut Ungkap Temuan Harta Karun Minyak di Papua, Sentuh 27 Miliar Barel

19 September 2023 15:36 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan Indonesia mempunyai cadangan minyak dan gas (migas) raksasa yang terletak pada wilayah Warim di Papua. Potensi cadangan migas tersebut mencapai 27 miliar barel oil.
ADVERTISEMENT
"Kita lihat kemarin kita temukan lagi, dapat potensi 27 billion (miliar) crude oil potensial di Warim di Papua, Itu kita tunggu. Di laut apa hanya di darat? Pasti saja di laut," kata Luhut dalam Marine Spatial Planning and Expo Service 2023 di Pullman Central Park, Selasa (19/9).
Luhut membeberkan potensi migas raksasa tersebut masih akan dikerjakan oleh PT Pertamina (Persero). Pihaknya sedang berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Pertamina sampai saat ini sendiri. Jadi Warim itu memang ada sedikit masalah karena itu hutan lindung, tapi mungkin mereka mau mengebor miring," ujarnya.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan belum ada kepastian pengelolaan area Cekungan Warim yang tumpang tindih (overlap) dengan Taman Nasional Lorentz.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menhub Budi Karya Sumadi mendampingi Perdana Menteri China Li Qiang meninjau kesiapan operasional KCJB. Foto: KCIC
Harta karun migas raksasa di tanah Papua itu sempat dikelola ConocoPhillips. Namun perusahaan memutuskan untuk hengkang pada tahun 2015, sehingga saat ini statusnya adalah open area.
ADVERTISEMENT
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan pada dasarnya hanya 9 persen area cekungan Warim yang tumpang tindih dengan Taman Nasional Lorentz. Saat ini pihaknya sedang melakukan kajian lanjutan terkait potensi di area tersebut.
"Blok Warim itu hanya 9 persen areanya yang overlap. Oleh karena itu saat ini sedang studi bagaimana upaya untuk bisa mendapatkan data yang lebih akurat mengenai potensi warim itu," imbuh Dwi saat konferensi pers kinerja hulu migas semester I 2023, Selasa (19/7).