Luhut: Usia Saya 75 Tahun, Masih Jadi Bagian yang Mengatur Negeri Ini

7 Oktober 2022 14:31 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, saat Peluncuran dan Bincang Buku Biografi Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat (7/10/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, saat Peluncuran dan Bincang Buku Biografi Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat (7/10/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan rasa bahagia di usianya yang menginjak 75 tahun yang masih menjabat sebagai salah satu orang yang penting di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dia katakan saat Peluncuran dan Bincang Buku Biografi Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat (7/10). Dia mengatakan jabatannya sebagai salah satu menteri di Kabinet Indonesia Maju adalah kepuasan tersendiri.
"Sekarang di usia saya 75 tahun, masih menjadi bagian yang mengatur negeri, membuat negeri ini bergerak lebih baik. Menurut saya itu menjadi kepuasan tersendiri," ujar Luhut dalam sambutannya, Jumat (7/10).
Meski begitu, dia mengakui jika salah satu momentum yang paling dia nikmati dan membuat dia bahagia bukan ketika duduk di kursi pemerintahan, melainkan ketika menjadi bagian dari TNI.
Prabowo Subianto dan Luhut Panjaitan Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan dan Jamal Ramadhan/kumparan
Adapun saat itu, Luhut membentuk Detasemen Khusus 81 (Penanggulangan Teror) atau Sat-81/Gultor Kopassus bersama Prabowo Subianto di TNI AD. Luhut pun menjadi komandan detasemen tersebut.
ADVERTISEMENT
"Anda mau tanya apa pun sekarang yang privilege yang saya dapatkan di negeri ini, tetap yang paling saya nikmati waktu saya menjadi Komandan Detasemen 81 karena saya yang membentuk itu," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga mengucapkan terima kasih kepada para penulis buku biografinya. Hal tersebut adalah kesempatan dirinya mengingat kembali jejak kehidupan yang telah dia lalui.
Terlebih ketika masa-masa dirinya menjadi bagian dari TNI AD. Dia mengeklaim jika dia tidak memiliki privilege apa pun selama salah satu tahapan kehidupannya tersebut.
"Saya yakin dengan pilihan hidup saya, hari ini saya katakan, saya masih tetap mengganjal di hati saya walaupun sudah lewat, saya adalah prajurit profesional tapi saya tidak pernah dapat suatu privilege di TNI di mana saya dibesarkan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, selama kehidupannya tidak jarang banyak orang yang tidak menyukainya. Namun, menurut dia, hal tersebut termasuk sebagai dinamika hidup yang harus dia jalani. Dia meyakini tidak ada yang abadi dalam hidup ini.
"Kalau dulu saya pikir saya sakit hati atau saya akan stres, tidak juga, karena saya suka lari, kalau dulu saya stres saya tinggal lari 5 km, 15 km, keringat-keringat, lupa lagi, ya tinggal mandi dan tidur. Karena saya percaya yang ada di langit ini semua ada waktunya, tidak ada yang abadi," pungkasnya.