Luncurkan Pertamax Green 95, Pertamina Minta Ada Pembebasan Cukai Etanol

24 Juli 2023 20:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran BBM RON 95 E5 (Bioethanol) Pertamax Green 95 di SPBU MT Haryono, Senin (24/7/2023).  Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran BBM RON 95 E5 (Bioethanol) Pertamax Green 95 di SPBU MT Haryono, Senin (24/7/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Patra Niaga mengharapkan ada pembebasan cukai etil alkohol atau etanol untuk bahan campuran Pertamax menjadi Bahan Bakar Nabati (BBN) bioetanol. Produk tersebut sudah diluncurkan dengan nama Pertamax Green 95.
ADVERTISEMENT
Pertamax Green 95 baru saja diluncurkan secara terbatas hari ini, Senin (24/7) dengan harga Rp 13.500 per liter. Saat ini baru ada 15 SPBU yang menyediakan produk ini yaitu 5 unit di DKI Jakarta mencakup SPBU MT Haryono, SPBU Fatmawati 1 dan 2, SPBU Lenteng Agung, dan SPBU Sultan Iskandar Muda.
Sementara 10 SPBU berada di Surabaya yakni SPBU Jemursari, Soetomo, Mulyosari, Merr, Ketintang, Karang Asem, Mastrip, Citra Raya Boulevard, Juanda, dan Buduran.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 158/PMK.010/2018, etanol merupakan barang kena cukai dengan tarif Rp 20.000 per liter baik produksi dalam negeri maupun impor. Sehingga, tarif cukai etanol untuk 1 liter Pertamax Green 95 yang memiliki kadar etanol 5 persen (E5) yakni sebesar Rp 1.000.
Peluncuran BBM RON 95 E5 (Bioethanol) Pertamax Green 95 di SPBU MT Haryono, Senin (24/7/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Menurut beleid tersebut, etanol yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan barang hasil akhir yang bukan barang kena cukai, termasuk BBM, dapat dimintakan pembebasan cukai.
ADVERTISEMENT
"Terkait dengan insentif cukai ini sekarang sedang dalam proses finalisasi," ujar Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan saat soft launching Pertamax Green 95 di SPBU MT Haryono Jakarta, Senin (24/7).
Riva menuturkan, dukungan regulasi pemerintah sangat diperlukan untuk mendorong pemanfaatan bioetanol, misalkan penetapan cukai etanol hingga pengaturan formula harga jual.
“Pertamina Patra Niaga berharap dukungan pemerintah ini bisa menjadi sinergi untuk mendorong perluasan dan pengembangan Pertamax Green 95 di seluruh wilayah Indonesia,” jelasnya.

Target Permintaan Pertamax Green 95

Riva menargetkan permintaan (demand) Pertamax Green 95 bisa mencapai 90 ribu kiloliter (KL) per tahun di seluruh Pulau Jawa. Untuk memenuhi proyeksi tersebut, Pertamina bekerja sama dengan PT Energi Agro Nusantara (Enero), anak usaha PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X untuk menyuplai etanol.
ADVERTISEMENT
Penyebaran produk Pertamax Green 95 rencananya memang akan terus diperluas mencakup seluruh Pulau Jawa dalam 12 bulan ke depan, maupun luar Pulau Jawa secara bertahap.
“Kita akan lihat bagaimana tren konsumsi Pertamax Green 95, dan rencana pengembangan bertahap akan kami proyeksikan kembali," katanya.
Sementara itu, Riva menuturkan etanol yang diproduksi di dalam negeri mencapai 30 ribu KL per tahun. Sementara untuk pasokan yang diperlukan untuk campuran Pertamax Green 95 hanya 12 ribu KL.
Dengan demikian, menurut Riva, masih ada lebih dari 50 persen pasokan etanol yang akan Pertamina manfaatkan untuk pengembangan Bahan Bakar Nabati Bioetanol di Indonesia.
"Kita terus memonitor jika ada pengembangan ataupun ada pasar yang cukup baik, maka kita juga akan melakukan kerja sama kerja sama dan juga penambahan untuk sisi etanolnya," pungkas Riva.
ADVERTISEMENT
***
Ramaikan kumparanMOM Festival Hari Anak di 29-30 Juli 2023