Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Mahalnya Biaya Hidup di China Dikeluhkan PNS Bergaji Rp 14 Juta/Bulan
11 April 2018 11:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB

ADVERTISEMENT
“Kalau ke China, saya titip belikan iPhone X ya? Mungkin lebih murah dari Indonesia.” Kalimat tersebut kerap dilontarkan kepada kawan dan rekan kerja yang akan berpergian ke China. Asumsinya, harga barang-barang di Tiongkok jauh lebih murah dari Indonesia. Faktanya, harga-harga seperti produk fashion, pangan, hingga sewa tempat tinggal yang masuk komponen biaya hidup di Negeri Tirai Bambu tak semurah seperti yang dibayangkan.
ADVERTISEMENT
Biaya hidup ‘selangit’ seperti di kota lapis pertama di Tiongkok (Guangzhou, Shenzhen, Shanghai, dan Beijing) dikeluhkan oleh karyawan muda yang baru lulus dari perguruan tinggi.

Luo, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) muda di Kota Beijing, menjelaskan tingginya pengeluaran per bulan di kota besar di Tiongkok. Luo mengaku harus mengeluarkan ‘kocek’ RMB 2.750 atau setara Rp 5,5 juta per bulan (RMB 1 = Rp 2.000) untuk biaya sewa apartemen tipe satu kamar (single bed room). Baginya, sewa tempat tinggal merupakan komponen biaya tertinggi yang harus dikeluarkan.
“Biaya sewa apartemen, termasuk biaya listrik, gas, dan air sebesar RMB 2.750 per bulan. Lokasinya dekat dengan kantor saya jadi saya tinggal jalan menuju kantor. Proporsi biaya sewa tempat tinggal yang paling tinggi,” ujar Luo kepada kontributor kumparan (kumparan.com), di China, Feby Dwi Sutianto, Rabu (11/4).
ADVERTISEMENT
Biaya sewa yang dikeluarkan Luo, seperti dilansir situs cost of living (numbeo.com), masuk dalam kategori hunian berada di pinggiran Kota Beijing. Kisaran biaya sewa di pinggiran Kota Beijing sebesar RMB 2.000 (Rp 4 juta) sampai RMB 4.000 (Rp 8 juta) untuk tipe single bed room, sedangkan sewa apartemen di dalam atau pusat kota menyentuh angka RMB 4.500 sampai RMB 7.000 per bulannya.

Sebagai PNS muda yang belum genap bekerja satu tahun dan memiliki ijazah master, Luo menerima gaji RMB 7.000 per bulan atau setara Rp 14 juta. Bagi wanita muda ini, nominal penghasilannya masih di bawah standar teman-temannya yang bekerja di perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam situs pembanding biaya hidup yakni numbeo.com, gaji rata-rata per bulan di Kota Beijing sebesar RMB 8.688.
ADVERTISEMENT
Selain biaya sewa, Luo harus mengeluarkan kebutuhan rutin seperti membeli pakaian, makan, hingga hang out bersama sahabat dan rekan kerja.
“Saya juga mengeluarkan RMB 500 per bulan untuk makan, RMB 1.000 untuk membeli hadiah dan makan malam bersama, kemudian RMB 1.000 beli pakaian dan produk fashion lainnya,” tambahnya.

Guna mengurangi pengeluaran, ia sebisa mungkin memasak hidangan makan malam di apartemen. Ia juga memanfaatkan jatah makan siang gratis di tempatnya bekerja.
Tingginya biaya hidup juga dirasakan oleh Chen, warga lokal yang bekerja di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong. Chen kepada kumparan, menjelaskan bila dirinya telah bekerja selama satu tahun di Guangzhou, dan ia tinggal di apartemen yang memiliki beberapa kamar. Di dalam satu kamar, pria muda asal Kota Xi’an ini harus tinggal dalam ruangan yang bisa menampung enam orang penghuni dengan konsep tempat tidur bertingkat.
ADVERTISEMENT
“Di sini, saya membayar sewa per bulan RMB 1.000. Biaya sewa memang mahal jadinya saya tinggal dalam satu kamar yang terdiri dari enam orang di sini (Guangzhou). Saya tidak risih karena saya sudah terbiasa tinggal bersama beberapa orang dalam satu kamar saat berada di asrama kampus,” ujar Chen.