Mahata Belum Genap Setahun saat Kerja Sama Rp 3 Triliun dengan Garuda

30 April 2019 17:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kerja sama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan PT Mahata Aero Teknologi tentang layanan konektivitas dan hiburan di dalam pesawat menimbulkan protes dari dua anggota komisaris. Alasannya, pendapatan Garuda Indonesia dari Mahata yang bernilai USD 233.134.000 atau setara Rp 3,31 triliun (kurs USD 1 = Rp 14.200) seharusnya tak dimasukkan ke dalam laporan keuangan tahun buku 2018.
ADVERTISEMENT
Garuda Indonesia sebetulnya tak mengeluarkan uang sepeser pun dalam kerja sama ini, karena seluruh peralatan inflight connectivity dan inflight entertainment disediakan dan dikelola oleh Mahata. Melihat kerja sama besar itu, lantas siapakah Mahata ini?
Mengutip penjelasan Garuda Indonesia kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip oleh kumparan, Selasa (30/4), Mahata merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri jasa, perdagangan, pembangunan, percetakan, transportasi, dan pertanian.
"Saat ini kegiatan usaha Mahata bergerak di bidang penyediaan layanan internet pada transportasi udara," ditulis Garuda Indonesia dalam keterbukaan informasi ke BEI.
Suasana di depan pintu masuk Kantor Mahata Aero Teknologi. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Garuda Indonesia hanya menandatangani kontrak penyediaan inflight entertainment dan inflight connectivity dengan Mahata sebagai vendor. Uniknya, Mahata sebagai penyedia peralatan tersebut baru berdiri kurang dari satu tahun saat kontrak kerja sama ditandatangani pada 31 Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Sementara Mahata didirikan pada 3 November 2017, sesuai akta notaris yang dibuat oleh Yeldi Anwar.
kumparan sempat mengecek ke situs perusahaan. Ternyata domain sudah tak beroperasi, bahkan tertulis domain dijual.
Penasaran, kumparan pun mendatangi kantor Mahata Aero Teknologi yang berlokasi di Lantai 9 Prosperity Tower, Kawasan SCBD, Jakarta Pusat. Untuk menuju kantor Mahata Aero Teknologi di lantai 9, pengunjung harus terlebih dulu meninggalkan identitas di lobi Prosperity Tower.
Mahata, mitra kerja Garuda Indonesia. Foto: Dok. mahataaerotech.com
Saat kumparan tiba di lantai 9, suasana perkantoran tak terasa. Penyebabnya ialah tidak banyak orang terlihat berlalu lalang. Pun di lantai itu terdapat 2 kantor yang sama-sama berukuran tak terlalu besar, yakni kantor PT Mahata Aero Teknologi dan sebuah kantor notaris.
ADVERTISEMENT
Untuk bisa masuk ke dalam kantor Mahata Aero Teknologi, resepsionis harus terlebih dulu memberi izin untuk masuk. Sebab untuk masuk ke kantor itu, diperlukan sidik jari pegawai, atau resepsionis harus membuka pintu masuk perusahaan melalui tombol yang ada di meja penerimaan tamu.
Berdasar pantauan kumparan, di dalam kantor Mahata hanya melihat tak lebih dari 3 pegawai yang lalu lalang di dalam kantor tersebut. Pun saat menyampaikan tujuan kedatangan adalah untuk mewawancarai direksi, kumparan langsung diarahkan resepsionis untuk masuk ruang tunggu tanpa boleh memotret.
"Saya panggilkan dulu sekretaris, tunggu sebentar," ucap resepsionis itu kepada kumparan, Selasa (30/4).
Sekitar 5 menit berselang, Staf Administrasi Mahata Aero Teknologi Yasmin Shabri menjelaskan, direksi sedang tidak ada di tempat. Menurutnya, pejabat teras perusahaan itu merupakan perokok, sehingga rapat yang digelar banyak diadakan di luar kantor. Menengok Prosperity Tower merupakan gedung yang tak menyediakan area merokok bagi penghuninya.
ADVERTISEMENT
"Direksi kami merokok, meeting-meeting lebih banyak di luar. Sekarang ini banyak pegawai yang sedang ada di luar. Direksi paling rapat sebulan sekali di sini, tapi untuk bulan ini kami masih belum tahu kapan," paparnya.