Mahendra Siregar Bicara Pengaruh Terpilihnya Trump ke Ekonomi Global

18 November 2024 16:45 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump menyampaikan pidato kemenangan Pemilu AS 2024 di Palm Beach County Convention Center, West Palm Beach, Florida, AS, Rabu (6/11/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump menyampaikan pidato kemenangan Pemilu AS 2024 di Palm Beach County Convention Center, West Palm Beach, Florida, AS, Rabu (6/11/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menyebut Trump Risk menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi ekonomi dunia di kuartal III tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Donald Trump memenangkan Pilpres AS 2024 setelah mengalahkan Kamala Harris.
"Tentu kita sudah ketahui bersama risiko terpilihnya Donald Trump yang menjadikan para pelaku pasar memperhitungkannya dalam pelemahan perkiraan pertumbuhan ekonomi ke depan," kata Mahendra saat rapat dengan Komisi XI DPR, di Jakarta, Senin (18/11).
Selain soal Trump, Mahendra mengungkapkan risiko geopolitik juga telah membebani perekonomian global di kuartal III 2024. Ia menyebut pelemahan ekonomi China juga bisa meningkatkan kebijakan proteksi dari negara tersebut.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan pandangannya dalam Risk and Governance Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
"Dapat kami sampaikan bahwa di triwulan 3 tahun 2024 lalu pertumbuhan ekonomi dunia mengalami penurunan di sebagian besar negara perekonomian utama, kondisi tersebut turut dibayangi oleh memburuknya tensi geopolitik yang terjadi di berbagai penjuru, secara utama juga akibat kondisi perang di Ukrainia dan serangan Israel ke Libanon," ujar Mahendra.
ADVERTISEMENT
Menyikapi perkembangan tersebut, kata Mahendra, berbagai bank sentral utama dunia mengambil kebijakan yang lebih akomodatif, dengan melonggarkan kebijakan moneter dalam rangka mendorong ekonomi masing-masing negara.