Maicih, dari Kaki Lima Kini Bangun Pabrik di Malaysia

27 Juli 2018 16:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keripik Maicih. (Foto: kumparan, instagram @ngehe_id)
zoom-in-whitePerbesar
Keripik Maicih. (Foto: kumparan, instagram @ngehe_id)
ADVERTISEMENT
"Jenderal Maicih sedang di Gasibu Bandung." Begitu cuitan di akun resmi keripik Maicih delapan tahun lalu. Maka mobil penjualan keripik pedas itu pun terparkir di tepi jalan alias berdagang kaki lima, di sekitar Lapangan Gasibu.
ADVERTISEMENT
Penggilanya, bisa mengular untuk antre membeli keripik singkong pedas asli Bandung ini.
Kini, Maicih bisa dengan mudah ditemukan di ritel modern dan seluruh gerai waralaba seperti Indomaret atau alfamart. Bahkan, Maicih kini diekspor ke berbagai negara hingga Amerika Serikat.
“Alfamart, Indomaret, Carrefour, dan lainnya. Pasar internasional ke Asia, terutama Malaysia, Australia, Thailand, Kanada, AS. Kami masih penjajakan dua tahun ini,” kata Presiden Maicih, Reza Nurhilman, kepada kumparan, Selasa lalu.
Di antara negara-negara itu, ada tiga yang difokuskan menjadi pasar Maicih, yaitu Malaysia, Australia, dan China. Alasannya karena permintaan di sana terbilang cukup banyak dibanding negara lain.
Menurut Reza, cara berjualan Maicih di setiap negara berbeda. Ada yang lewat reseller, agen, ada juga yang beli putus lantaran tidak mau dipusingkan dengan branding dan pelabelan di sana.
ADVERTISEMENT
“Misalnya kayak Jepang, Australia, Malaysia adalah permintaan. Mereka beli putus. Beli dari produk yang sekarang di Indonesia lalu dilabeli di sana,” katanya.
Keripik Maicih di minimarket. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keripik Maicih di minimarket. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Khusus untuk China, kata dia, saat ini pihaknya tengah mencari sistem yang pas untuk melakukan transaksi jual beli. Salah satunya akan menggunakan sistem chatting dengan aplikasi We Chat yang akan launching September mendatang.
“China kan menutup akses teknologi lainnya ya, kami lagi coba pakai sistem yang terbaik di sana seperti We Chat. Insyaallah September akan launching, somenthing big lah ya harapannya. Saat ini masih tektokan dari sini packaging-nya, sistemnya, dan lainnya,” lanjut Reza.
Untuk memudahkan ekspor, Maicih malah akan membangun pabrik di Malaysia. Membangun pabrik di Negeri Jiran karena label halal untuk dunia yang diakui dari Malaysia.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah ada kerja sama dengan warga di sana sehingga produksi tidak hanya untuk konsumen Malaysia, tapi beberapa negara lain seperti Australia karena standar halal Malaysia untuk internasional,” jelasnya.
Sambil menunggu pabrik benar-benar berproduksi, saat ini penjualan Maicih di Malaysia masih dilakukan via distributor. Di Indonesia, pabrik Maicih pusat ada di Ciamis, Jawa Barat. Di sana, produksi untuk dalam negeri dan luar negeri dibuat.
Presiden Maicih, Reza Nurhilman (Foto: kumparan/@axl29)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Maicih, Reza Nurhilman (Foto: kumparan/@axl29)
Selain itu, Maicih juga akan dipasarkan melalui aplikasi. Dalam rencana terbaru ini, akan menonjolkan Intellegent Asisstant (IA). Aplikasi ini dihadirkan agar bisa menjangkau penjualan lebih luas lagi.
“Sedang jajaki kolaborasi di bidang teknologi. Ini sesuatu yang baru tapi masih dirahasiakan. Kami mau bikin IA. Cuma butuh waktu. Masih jauhlah, masih 5 persen. Harapannya 3-5 tahun ke depan jadi sesuatu yang besar di kelasnya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, produksi Maicih sudah mencapai puluhan hingga ratusan ribu bungkus per hari. Tapi angka itu masih bisa bertambah sesuai permintaan. Untuk singkong mentah, menghabiskan sekitar 2 hingga 5 ton per hari.
Omzetnya, Reza tak mau terbuka. Pada awal 2010-2011, omzetnya masih sekitar ratusan juta. Beberapa bulan kemudian, menyentuh Rp 3 miliar setiap bulannya.
“Ratusan miliar enggak sampai,” kata Reza. Saat ditanya apakah bisa mencapai puluhan miliar. “Mungkin ya. Karena angka kan sangat sensitif.”