Makelar Lahan Masih Jadi Kendala Investor, Badan Bank Tanah Buka Suara

7 Maret 2024 16:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Bank Tanah, Parman Nataatmadja, dalam Rakernas Kementerian ATR/BPN. Foto: Humas Badan Bank Tanah
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Bank Tanah, Parman Nataatmadja, dalam Rakernas Kementerian ATR/BPN. Foto: Humas Badan Bank Tanah
ADVERTISEMENT
Badan Bank Tanah mengakui salah satu kendala yang dialami investor adalah adanya makelar tanah. Hal ini membuat pembebasan lahan sulit karena harganya yang meningkat.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Bank Tanah, Parman Nataatmadja mengatakan, Badan Bank Tanah merupakan badan khusus (sui generis) yang dibentuk oleh pemerintah untuk menjamin ketersediaan tanah dalam rangka ekonomi berkeadilan, baik untuk kepentingan umum, kepentingan sosial, kepentingan pembangunan nasional, pemerataan ekonomi, konsolidasi lahan dan juga Reforma Agraria. Menurutnya, Badan Bank Tanah juga menjamin adanya kepastian hak atas tanah bagi masyarakat maupun pihak swasta.
”Tujuan utamanya Badan Bank Tanah adalah untuk lebih menjamin adanya kepastian hak atas tanah bagi investor dan juga masyarakat tentunya,” ujar Parman dalam paparannya di Rakernas Kementerian ATR/BPN Tahun 2024, Rabu (6/3).
Ia menuturkan, salah satu kendala yang dialami oleh investor saat ini adalah terkait kepastian hak atas tanah. ”Kenapa? investor kalau mau beli tanah 1.000 hektare yang paling sulit adalah tanah karena harus melakukan pembebasan dan lainnya, harganya yang fluktuatif, banyak juga makelar tanah,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Parman melanjutkan, dari sisi masyarakat, Badan Bank Tanah memberikan kepastian hak atas tanah berupa kepastian hukum dan legalitas atas lahan yang mereka garap untuk mendapat sertifikat.
Kepastian hukum dan legalitas atas lahan tersebut, lanjut Parman, diberikan melalui program Reforma Agraria. Melalui Reforma Agraria, masyarakat akan diberikan Sertifikat Hak Pakai di atas HPL Badan Bank Tanah selama 10 tahun
”Bila dimanfaatkan dengan baik selama periode tersebut, maka selanjutnya akan diberikan Sertifikat Hak Milik (SHM),” kata Parman.
Adapun saat ini Badan Bank Tanah telah menyiapkan lahan seluas 1.873 hektare untuk Reforma Agraria di Penajam Paser Utara (PPU), 1.550 hektare di Poso dan 203 hektare di Cianjur.
Tidak hanya lahan untuk Reforma Agraria, Badan Bank Tanah juga telah menyiapkan lahan untuk pembangunan Bandara VVIP IKN seluas 347 hektare dan Jalan Tol IKN Seksi 5B seluas 150 hektare.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan tersebut, Parman juga menjelaskan tentang perolehan tanah Badan Bank Tanah yang berasal dari tanah hasil penetapan pemerintah dan tanah dari pihak lain.
”Saat ini tanah-tanah yang diperoleh Badan Bank Tanah masih berasal dari tanah hasil penetapan pemerintah. Sumbernya bisa dari tanah bekas hak, kawasan dan tanah telantar, pelepasan kawasan hutan, tanah timbul, tanah hasil reklamasi, tanah bekas tambang, tanah yang terkena kebijakan perubahan tata ruang, maupun tanah yang tidak ada penguasaan di atasnya,” tambahnya.