Makin Cuan dengan QRIS: Omzet Mutiara Songket Tembus Rp 300 Juta per Tahun

6 Februari 2025 18:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mutiara Songket Aceh. Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mutiara Songket Aceh. Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Di balik kemilau kain songket Aceh yang kaya akan sejarah, ada cerita inspiratif dari Mutiara Songket. Sebuah usaha keluarga yang kini berkembang pesat berkat digitalisasi pembayaran.
ADVERTISEMENT
Putri Atika, anak pemilik usaha ini, membagikan kisah bagaimana QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) menjadi salah satu faktor utama dalam melonjaknya pendapatan mereka hingga Rp 300 juta per tahun.
Sejak berdiri pada tahun 1977, Mutiara Songket telah melewati berbagai fase perkembangan. Awalnya, usaha ini dijalankan secara mandiri oleh generasi pertama dengan peralatan yang sangat terbatas.
"Jadi pertama berdirinya, saya kan ada generasi pertama, tahun 1977. Jadi di situ lah orang tua saya, mama, ibu. Jadi belajarnya di generasi pertama, jadinya murid,” kata Putri Atika kepada wartawan di Aceh, Kamis (6/2).
Saat itu, produksi hanya dua set kain per bulan karena jumlah alat tenun yang terbatas. Namun, berkat dukungan Bank Indonesia (BI) dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) sejak 2018, usaha ini mendapat tambahan sembilan alat tenun baru, memungkinkan peningkatan produksi hingga 20 set kain per bulan.
ADVERTISEMENT
"Jadi di situ lah BI memberikan fasilitas buat kami. Jadi menambahkan sembilan alat menenun lagi dengan tempat yang kami kerja ini, yang dulu. Jadi dari situlah kami mengembangkan sampai sekarang bisa bertahan," jelas Putri.
Mutiara Songket Aceh. Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Tak hanya dari sisi produksi, modernisasi juga diterapkan dalam sistem pembayaran. Pada 2023, Mutiara Songket mulai menerapkan QRIS, sebuah sistem pembayaran digital yang dikembangkan oleh Bank Indonesia. Sejak saat itu, pendapatan usaha meningkat drastis.
"Ada peningkatan penghasilan karena QRIS. Setiap tahun peningkatan penjualannya meningkat," ungkapnya.
Dari yang sebelumnya sekitar Rp 100 juta per tahun, kini omzet melonjak hingga Rp 300 juta. Putri mengakui, QRIS sangat membantu mempercepat transaksi, terutama saat menghadiri berbagai pameran dan event besar seperti KKI, Inacraft, dan Paris Fashion Week.
ADVERTISEMENT
Selain QRIS, pemasaran Mutiara Songket semakin kuat dengan kehadiran di media sosial. Kini, pembeli tidak hanya berasal dari Aceh, tetapi juga dari Jakarta, Palembang, hingga luar negeri. Bahkan, salah satu karyanya pernah dikenakan oleh Ariel Tatum di Paris Fashion Week.
Meskipun belum memasuki pasar ekspor secara penuh, kehadiran songket Aceh di ajang internasional menjadi bukti warisan budaya ini memiliki daya saing tinggi.
Meski sudah mencapai kesuksesan, Putri Atika tak ingin berhenti di sini. Salah satu harapannya adalah mendirikan sanggar pelatihan untuk generasi muda, agar keterampilan menenun khas Aceh bisa terus lestari.
"Misalnya yang muda-muda bisa menenun, kita usahakan sedikit demi sedikit dulu," katanya.